08:35 Mon, 08-02, tergambar jelas pada jam tangan yang sedang aku lirik pada tangan kiriku yang saat itu aku berharap untuk menunjukkan pukul 08:30. Tepat 5 menit yang lalu Ujian Masuk Universitas telah dimulai. Aku berdiri tepat di depan gerbang setelah memakirkan kendaraan favoritku itu.
Sesaat aku menuju gedung yang tampak seperti bangunan megah dengan 4 lantai dengan struktur pondasi yang begitu kuat dan dilengkapi dengan ruang basement yang dapat menampung ratusan kendaraan dengan 8 pilar di sebelah kiri dan 16 di masing-masing utara dan selatan. Dengan diameter 1,5 m² dengan jarak masing – masing sejauh 10 meter di tiap pilarnya dengan sudut kemiringan yang sangat sempurna.
Tiap sudutnya dilengkapi dengan sensor pergerakan dan cctv yang siap memantau dengan pandangan 90 derajat yang bila ditarik pada sumbu 0 melalui persamaan titik dan garis sumbu -25 derajat dan sumbu x 15 derajat melalui gradien di titik pusat yang berarti seharusnya ada 15 cctv yang terpasang pada lantai tersebut.
Aku berjalan memasuki lobby kampus yang begitu luas dengan banyak mahasiswa yang terlihat memiliki kesibukannya masing-masing, mungkin 50, atau 60, tidak.. ini sangat banyak untuk dihitung. Tak peduli apapun itu aku langsung menuju pusat informasi untuk mengetahui dimanakah tempat seharusnya aku berada.
“Pagi, Lab 4.1 berada di lantai berapa ya ?”
“Peserta ujian masuk ya, Mas ? Lab nya ada di Lantai 4 Dari Lift menuju lorong di sebelah kiri”
“Iya mbak, terima kasih”
“Diharap cepat ya mas karena ujian sudah berlangsung 13 menit yang lalu”
Segera aku berjalan menuju lobby sebelah kiri yang tampak ada beberapa mahasiswa yang menunggu di depan pintu lift yang ingin aku gunakan untuk menuju lantai 4. Tanpa basa – basi ketika pintu lift terbuka setelah 5 menit menunggu, aku bergegas memasuki ruang mesin teleportasi otomatis tersebut untuk menuju ruangan dimana seharusnya aku berada.
“LAB 4.1 HARAP TENANG, UJIAN SEDANG BERLANGSUNG” begitu kalimat yang tertulis di pintu tepat aku berdiri. Kutatap lagi jam tanganku yang menunjukkan angka 08:55, aku harap masih punya cukup waktu untuk menyelesaikan semua persoalan yang membosankan itu nanti.
Kubuka pintu tersebut, dan tampak 4 baris meja dengan 6 baris ke belakang lengkap dengan komputer di atasnya serta sekumpulan calon mahasiswa yang sedang berhadapan dengan permasalahannya masing-masing. Dari ujung depan terlihat seperti pengawas yang menatapku dan seolah-olah berdiri ingin berjalan menuju kearahku. Dan benar saja,
“Kamu terlambat 25 menit, seharusnya kau memiliki alasan untuk itu”
“Hmm, maaf, karena tadi..”
“Stop, aku tidak menyuruhmu menjawabnya , kau sudah kehilangan 25 menit waktumu untuk mengikuti ujian. Jangan sampai kau kehilangan waktu lebih banyak lagi hanya karena percakapan ini”
“Hmm, ya benar, tapi..”
“Silahkan menuju komputer nomor 15, masukkan user id : 2178 dengan password : 555. ”
“Baik, Terima Kasih”
Tanpa pikir panjang, aku rasa perkataan dari pengawas itu ada benarnya juga. Aku langsung bergegas menuju komputer yang sudah seharusnya aku gunakan 25 menit yang lalu untuk mengerjakan ujian. Kumasukkan user id dan password yang telah diberikan. Terlihat 4 jenis soal yang berbeda dengan 50 nomor di tiap jenisnya, Matematika, Ilmu Pengetahuan Umum, Karakteristik dan Teknologi yang berarti ada 200 soal yang harus aku kerjakan. Itu sangat membosankan.
Apalagi ujian ini berlangsung hingga pukul 11.00. Benar – benar dua jam ke depan yang sangat melelahkan. Kulihat satu – persatu soal yang membuatku ingin segera pulang saja. Tiba – tiba ada seseorang yang mungkin dengan sengaja mencolek bagian bahu kanan ku.
“Sssttt… Matematika nomor 38 jawabannya apa ya ?”
“Hmmm, maaf tapi aku belum sampai nomor yang itu”
“Ya sudah, aku tunggu kalau begitu”
“Maksudnya ??”
“Hei , sudah. Jangan pura – pura. Baru kali ini aku melihat orang seperti mu. Mana ada peserta yang telat mengikuti ujian masuk selama 25 menit dan ketika dia menghadapi soal ujian hanya butuh waktu 1 menit untuk mengerjakan tiga soal. Kau pasti sengaja terlambat kan ?????”
“……….”
“Jadi jika dihitung-hitung kau hanya memerlukan waktu 4-5 menit lagi untuk menjawab soal itu, jadi sampai kau mengerjakannya aku akan menunggu mu.”
“Hei, bilang saja kau mau nyontekkan ??!”
“Please……….” ‘sambil menempelkan kedua tanganya’
“Ehh,, tapi kartu peserta mu mana ya ??”
Sentak aku terkejut dengan pertanyaan itu, aku tersadar ternyata kartu yang harus aku bawa kusimpan dalam laci kamarku. Kartu yang semestinya aku genggam sekarang berisikan data peserta lengkap dengan user id dan password peserta. Pantas saja pengawas tadi memberitahukan user id dan password yang harus kugunakan.
Sesaat aku melihat kartu yang dimiliki olehnya yang dia letakkan di samping kiri keyboard komputernya, tertulis, “Asal Sekolah : SMA Negeri 1”. Teringat 10 bulan yang lalu dengan sekolah yang kubantai habis-habisan bersama dengan tim ku di olimpiade tahun lalu.
“Loh , kok melamun ? waktu terus berjalan loh..”
“Hah ? ehh iya,”
“Ingat,, aku terus menunggumu loh”
Yang benar saja, menyebalkan rasanya dalam situasi seperti ini. Tapi ya mau bagaimana lagi, mau tidak mau aku harus mengerjakan soal ini sampai selesai, dan hingga akhirnya tibalah soal nomor 38.
Jika 2x = 2 maka log 4x =
Ini adalah soal dimana satu bilangan dikali kuadrat dalam pembagian 2 dan kelipatan dibagi dengan hasil nya, dasar soal logaritma. Mungkin jawabnnya 2 atau ½ .
“Nihh, Jawaban yang ingin kau ketahui dari tadi”
“Wah , makasih ya.. Tuh kan aku yakin kamu cepat menyelasaikannya”
“Sudahlah, cepat kerjakan saja”
“Hehe. Oh ya setelah ini , aku tunggu kamu diluar ya”
“………”
Dua Jam telah usai. Ujian pun berakhir. Aku menyiapkan segera perlengkapanku dan kumasukkan dalam satu tas yang kubawa dari rumah. Hilir mudik dengan desakan peserta ujian yang ingin keluar dari ruangan ini seolah ingin segera mencari angin segar.
Aku terpaksa menunggu segerombolan orang – orang itu sampai mereka keluar semua, karena berdesakan hanya membuatku merasa pusing. 12 menit kemudian segerombolan tersebut telah tersebar ke penjuru kampus setelah melewati pintu keluar yang dimana itu membuatku merasa nyaman untuk keluar dari ruangan ini. Sesampai aku di depan pintu, aku melihat ada seseorang yang melambaikan tangan ke arahku dan memanggil namaku dengan lantang.
“Hai…. Pras !!!”
BERSAMBUNG …