ISLAM VIRTUAL (Diskursus Hadis, Otoritas, dan Dinamika Keberislaman di Media Sosial)

Identitas Buku

  • Pengarang : Miski Mudin   
  • Penerbit : Bildung Kota Terbit : Yogyakarta
  • Tahun Terbit : 2019 (Cetakan Pertama)
  • Tebal Buku : 244 halaman
  • Harga           : 50.000,-

 

Ikhtisar Buku

Miski Mudin, seorang akademisi dengan kecenderungan keilmuan al-Qur’an dan hadis ini tidak hanya berhasil menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 dalam konsentrasi bidang yang sama, melainkan ia terus berkontribusi pada dunia ilmiah untuk mengembangkan kecenderungannya dalam berbagai diskursus kontemporer al-Qur’an dan hadis. Salah satu karyanya yang bisa dinikmati lebih luas adalah bukunya yang berjudul “Islam Virtual (Diskursus Hadis, Otoritas, dan Dinamika Keberislaman di Media Sosial)”. Buku ini merupakan hasil perenungan panjangnya terhadap fenomena sosial-budaya berupa semacam semangat berislam yang menggebu di kalangan pengguna media sosial secara khusus terhadap teks-teks hadits Nabi SAW.

Agaknya teks-teks yang tersebar di media sosial baik dalam bentuk meme, artikel bebas, ceramah-ceramah agamawan tidak didukung oleh pemahaman yang matang terhadap teks hadits yang menjadi obyek penyandaran. Hal tersebut menimbulkan adanya pemahaman yang mengarah pada kebenaran tunggal sehingga seseorang yang tidak mengimplementasikan isi hadits yang tertera dalam segala dinamikanya di media sosial tersebut dianggap sebagai penyimpangan. Buku ini dimaksudkan untuk mengupas fenomena keberislaman di media sosial dengan memperhatikan paparan hadits dari aspek teoretis dan dinamikanya, melacak jejak- jejak digital hadits; mengurai transmisi dan transformasi hadits sebelum dan sesudah bersinggungan dengan media sosial, baru kemudian fokus pada diskursus keberislaman di media sosial kaitannya dengan hadits Nabi yakni berkenaan dengan bagaimana hadits diresepsi menjadi film-film berkemasan Islam, bagaimana pemahaman tekstual akan hadits Nabi dikontekstualisasikan dalam kehidupan serta bagaimana fenomena posting hadits pada status media sosial merepresentasikan sebuah resistansi dan akhirnya menciptakan fenomena pemasaran hadis lewat jaringan.

Penulis membagi buku ini ke dalam tujuh bagian, diantaranya bagian satu “Pra-Wacana Hadits dalam Media”, bagian dua “Hadits dan Media: Tentang Konsep dan Karakteristik”, bagian tiga “Hadits dan Realitas Maya: Pergumulan yang Niscaya”, bagian empat “Transmisi dan Transformasi Hadits (Sebelum dan Sesudah) di Media Sosial”, bagian lima “Hadits dan Diskursus Keberislaman di Media Sosial”, bagian enam “Membaca (Pemahaman) Hadits Secara Kritis”, dan bagian tujuh “Hadits di Hadapan Media Sosial, Masih Otoritatifkah? Menegaskan Titik Simpul”.

Tidak hanya memaparkan bagaimana hadits di media sosial terkonstruksikan, lebih jauh melalui pendekatan ilmiah penulis juga mengkritisi beberapa konteks hadits yang bermasalah yang kemudian dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan masa kini. Berdasarkan apa yang telah penulis lakukan, tentunya buku ini telah menjadi angin segar untuk para pembaca untuk lebih kritis lagi dalam membaca media sosial agar tidak terjebak pada kesalahpahaman atas kandungan teks hadits itu sendiri. Selain itu, buku ini juga sangat membantu para akademisi yang ingin melakukan kajian di bidang serupa.

Sejalan dengan hal di atas, mengutip respon Muhammad Alfatih Suryadilaga mantan Ketua Asosiasi Ilmu Hadis Indonesia dalam kata pengantar buku ini mengatakan bahwa, Buku ini layak dibaca. Di dalamnya, penulisnya berupaya menghimpun dan menjelaskan konteks hadis yang terdapat dalam meme, artikel atau video yang ada di media sosial, sehingga pembaca dapat memahami beragam intepretasi yang sudah dilakukan ulama terdahulu serta bagaimana memahami hadits-hadits tersebut dalam konteks kekinian. Tidak hanya itu, dalam buku ini penulisnya juga menawarkan beragam pendekatan seperti ilmu sosial kemanusiaan dan sebagainya. penjelasannya pun dibungkus dengan metode keilmuan yang tidak condong ke arah ke kanan atau ke kiri. Semangat ini sama dengan menuju semangat Islam yang paripurna sebagaimana dikembangkan oleh Nabi Muhammad Saw.

Oleh : Mila Aulia, M.Ag.

Share Yuk ...

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Leave a Replay

UP

CONTACT

QUICK LINK

APLICATION