Tujuh Permainan Tradisional yang Anak Zaman Now Mulai Tinggalkan.

Saat ini, jarang sekali terlihat anak-anak kecil bermain bersama di luar rumah. Padahal hari sabtu dan minggu bagi beberapa sekolah merupakan hari libur mereka. Meskipun terdapat beberapa anak yang sedang bermain sepeda. Ah, berbeda sekali saat aku duduk di bangku sekolah dasar . Aku yang terlahir di generasi 90-an belum memasuki era gadget yang menggila begitu banyak permainan tradisional yang telah dikenalkan oleh orang tua.

Begitu banyaknya permainan membuat kami tak pernah lelah dalam bermain. Bahkan setelah pulang sekolah pun kami tetap bermain seolah tidak mengenal lelah bahkan terkadang lupa waktu sehingga tak heran karena terlalu asik bermain di luar, kami selalu dicari bahkan dimarahi orang tua.

Lalu kemanakah permainan- permainan tradisional tersebut saat ini? Mungkin di pedesaan permainan ini masih ada. Namun, di perkotaan permainan semacam ini seolah menghilang. Jangankan untuk bermain layangan, untuk bermain sepak bola saja sulit untuk mencari lapangan. Lapangan yang berupa hamparan tanah merah ditumbuhi dengan rumput liar.            Namun bagaimana lagi, zaman telah berubah. Bermain futsal di tempat-tempat penyewaan menjadi solusinya. Bahkan tak jarang bermain futsal dalam game tak jarang menjadi sebuah kepuasan tersendiri anak zaman now.

Ketika gadget masuk dan menguasai era saat ini, permainan-permainan tersebut sedikit demi sedikit telah pudar. Anak-anak saat ini lebih tertarik dengan gadget yang dimilikinya. Hal ini karena fitur yang disediakan oleh gadget tersebut lebih menarik. Sehingga dapat dikatakan generasi saat ini merupakan generasi merunduk, karena telah terhipnotis oleh dunia gadget. Mereka lebih senang bermain games yang ada di gadget tersebut.

Berikut ini adalah permainan tradisional yang anak zaman now mulai tinggalkan :

  1. Permainan Lompat Tali
  2. Permainan Gedrik / Engklek
  3. Permainan Benteng
  4. Permainan Pletokan
  5. Permainan Bola Bekel
  6. Permainan Gobak Sodor
  7. Permainan Ular Tangga

Permainan tradisional ini rata-rata merupakan permainan yang bersifat beregu, sehingga ketika kita akan memulai melestarikan permainan ini memerlukan banyak kesadaran dari orang tua dan anak-anak sehingga tidak mudah untuk memulai. Apalagi para ahli permainan seperti ini rata-rata adalah orang dewasa seusia saya, yaitu 20 – 30 tahun yang telah memiliki kesibukan dan bisa jadi kita telah lupa tata cara  permainan itu.

Namun, tidak ada salahnya kita kenalkan kembali macam-macam permainan tradisional, bagaimana cara memainkannya dan pesan moral yang terkandung di dalamnya. Harapannya permainan tidak hanya untuk kesenangan anak zaman old, melainkan anak zaman now mengetahui pesan moral dan bisa terbentuk karakter dari permaian tersebut. khususnya mengembangkan keperibadian anak lewat permainan tradisional.

Share Yuk ...

Leave a Replay