IDENTITAS BUKU
Judul Buku : Strawberry Generation
Penulis Buku : Prof. Rhenald Kasali
Penerbit Buku : Mizan Media
Tahun Terbit : Juni, 2017
Tebal Halaman : 280 Halaman
Harga Buku : Rp. 114.000
ISI BUKU
Strawberry Generation merupakan buku pembuka wawasan dan pengetahuan kita tentang kualitas generasi kita saat ini. Buku ini ditulis oleh Prof. Rhenald Kasali sebagai bentuk kontribusi untuk memperbaiki nasib generasi muda khususnya di Indonesia agar tidak tampak sebagaimana strawberry tampak indah dan menggairahkan namun lembek dan rapuh.
Strawberry Generation dalam buku ini digambarkan sebagai generasi yang penuh dengan wacana , terlihat sebagai sosok yang cerdas dan penuh dengan gagasan-gagasan namun, sebenarnya mereka mudah menyerah dalam menghadapi tantangan baru. Hal tersebut diistilahkan dengan Fix Mindset yaitu suatu Pola pikir yang merasa sudah selesai dengan apa yang telah dimilikinya sehingga enggan untuk diajak berkembang. Generasi ini berbeda benar dengan orang-orang yang cepat beradaptasi menerima hal-hal baru (Growth Mindset) meski tidak terlalu cerdas saat di kelas namun kecerdasan mereka dapat dikembangkan dan dilatih karena mereka terbuka terhadap masukan-masukan.
Dalam buku ini penulis membagi 5 (lima) bagian adapun bagian-bagiannya sebagai berikut :
Bagian 1 : Pada Mulanya adalah Mindset
Bagian 2 : Hi Tech and Hi-Tuch Parenting
Bagian 3 : Memetik Moral dari yang Viral
Bagian 4 : Bianglala Enterpreneurship
Bagian 5 : Mencegah Rajawali Jadi Merpati
Sangat menarik pembahasan pada masing-masing bagian yang ada dalam buku tersebut.
Pada bagian pertama buku ini menjelaskan tentang mindset atau pola pikir yang dimana dari pola pikir tersebut yang nantinya akan mempegaruhi kualitas suatu generasi. Menurut Dweck mindset dibagi menjadi 2 yaitu Fix Mindset dan Growth Mindset. Adapun cirinya adalah sebagai berikut.
Berawal dari mindset menentukan generasi yang dibentuk, pada buku ini digambarkan ada 2 generasi yang ada dan berperan pada dunia pendidikan kita yaitu Digital Imigran dan Digital Native. Digital Imigran adalah Kaum pendatang di era digital dimana generasi ini saat ini biasa kita ketahui yaitu generasi dosen/ guru kita saat ini. Digital Native adalah Kaum yang datang setelah era internet dimana generasi ini yang kita alami saat ini. Dua generasi ini sangat bertolak belakang, oleh karena itu harus ada yang berubah diantara keduanya. Siapa yang harus berubah? Kaum digital imigran lah yang harus berubah dan mampu menyesuaikan dengan Digital Native. Karena dari situlah akan bertemu suatu pola pembentukan suatu generasi yang tangguh.
Hal selanjutnya yang menunjukkan lemahnya generasi ini ditunjukkan pada dunia kerja dimana dalam buku ini dituliskan pada bagian 4 yang berjudul bianglala enterpreneurship. Dua hal yang dituliskan pada bagian ini yaitu Misfit vs Problem Solver. Sama halnya dengan mindset yang dimiliki generasi stroberi tadi cenderung terlihat menunjukkan kinerja terbaik namun faktanya sangat rapuh dikala menerima suatu tantangan baru. Berbeda dengan Problem Solver selalu menjadi penyejuk bagi lingkungan yang ada dan fokus memberikan solusi bukan fokus mencari pembenaran ataupun mencari siapa yang salah.
Dari buku ini pembaca diajak untuk merubah generasi rapuh menjadi generasi tangguh. Bukan hanya itu, generasi muda juga diingatkan supaya tidak menjadi bagian dari Strawberry Generation yaitu generasi yang penuh dengan kreativitas namun mudah menyerah dan sakit hati. Padahal sejatinya kesuksesan tidak dapat diraih melalui jalan pintas, maka mentalitas rapuh itu seharusnya dapat kita rubah menjadi mental yang tangguh, fix mindset yang terbesit pada bagian otak kita, segeralah ganti dengan Growth Mindset yang siap membawa kita berkembang.
Oleh : Bagas Setiawan