Identitas buku :
Judul buku : Slow Living
Penulis : Sabrina Ara
Penerbit : Syalmahat Publishing
Tahun Terbit : 2023
ISBN : 978-623-5269-28-3
Tebal : viii + 116 halaman
Kertas : Bookpaper
Ukuran : 14 x 20 cm
Harga : Rp 49,000,00
Slow Living,
Hidup bukanlah pelarian, tapi perjalanan.
Berlatihlah menginjak rem untuk berjalan lebih pelan.
Buku Slow Living dibagi menjadi 8 bab, Yaitu :
- Zaman yang terobsesi pada kecepatan
Bagaimana bisa memiliki hidup yang berkualitas, jika kita tertimbun kesibukan yang tanpa jeda?. Alih-alih menikmati hidup, kita justru lebih sering merasa lelah dan frustasi.
Cara tanpa menjadi sibuk, tetapi tetap bisa produktif :
- Fokus terhadap sedikit hal
- Investasikan waktu untuk hal yang penting
- Berlatih Ikhlas untuk kesempatan yang lepas
- Waspada terhadap gangguan
- Perlunya menjaga kesehatan
- Mengapa slow living penting ?
Agar hidup kita tidak terburu-buru
- Bagaimana caranya agar tidak terburu-buru ?
- Prioritaskan yang penting
- Lakukan secara bertahap. Tidak menjejali aktivitas baru diantara to do list hanya ada waktu luang yang tersisa. Gunakan waktu luang tersebut untuk mengambil jeda, menarik nafas atau reaht sejenak, sehingga kamu tidak terburu-buru.
- Lihat kembali tujuanmu.
- Melambat bukan berarti berjalan pelan karena tidak punya tujuan. Bukan pula pilihan yang diambil karena kita malas untuk berjuang. Slow Living justru mengajak kita untuk tahu kapan waktunya bergerak pelan, dan kapan waktu yang tepat untuk bergerak cepat.
- Lebih dekat dengan gaya hidup melambat
Dengan cara sebagai berikut :
1. Menyadari hal apa yang bisa dikendalikan dan mana yang tidak
2. Mengharapkan hal terbaik, tetapi juga mempersiapkan scenario terburuk.
3. Mencintai takdir yang terjadi.
4. Menyadari bahwa segala sesuatu dalam hidup tidak ada yang permanen.
5. Menciptakan jarak emosi yang sehat.
- Belajar menerima dan mencintai takdir
- Tugas manusia hanyalah berusaha. Kita berusaha untuk melangitkan doa-doa dan berjuang sampai batas kemampuan. Namun, hasil akhir dari usaha tersebut, tentunya bukanlah berada dalam kendali kita yang hanya seorang manusia. Tuhanlah pemilik hak penuh atas ketetapan yang sudah ditentukan Nya.
- Karena terlalu tinggi menaruh harapan terhadap hasil, jadinya kita mudah kecewa dan terluka. Ada yang terluka lalu terpuruk dan menyalahkan takdir. Namun, ada pula yang terluka lalu mengambil hikmah dari rasa kecewanya.
- Takdir yang kita anggap buruk saat ini, bisa jadi sebenarnya hadir dalam hidup kita sebagai sebuah syarat untuk mencapai kebaikan yang lain.
- Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku.
- Tak mengapa jika masih banyak belumnya
Karena kita masih banyak belumnya, kerap ada saja orang terdekat yang kadang berkomentar kurang tepat.
Orang dekat yang mengaku peduli tetapi bertindak dan berkomentar jahat, sejatinya hanyalah tukang basa-basi yang pura-pura peduli
- Jangan menyerah, kita hanya butuh jeda
- Menepi bukanlah berhenti untuk mengakhiri perjalanan. Namun, kadang kita memang butuh berjalan pelan-pelan, melambatkan diri untuk lebih hati-hati dan berhemat energi.
- Setahap demi setahap
- Santai tidaklah selalu tentang aktivitas senang-senang atau rebahan. Dalam KBBI, santai berarti bebas dari rasa ketegangan ; dalam keadaan bebas dan senggang. Cobalah untuk melambatkan ritme dan menikmati setiap momen tanpa sibuk berlari.
- Bangunlah lebih awal. Dengan bangun lebih awal, kita punya waktu lebih Panjang untuk mengerjakan segala sesuatunya secara bertahap tanpa terburu-buru.
- Cobalah untuk melambatkan ritme aktivitasmu yang berat. Saat-saat melambat itulah, kamu justru bisa seutuhnya berada pada saat ini untuk membangun hidup yang berkualitas bersama orang-orang yang dicintai.
- Melambat adalah pilihan prestisius
Tidak perlu terburu-buru. Tidak ada yang mengharuskanmu untuk langsung berubah saat ini. Pikirkan lagi, dan kamu bisa memulainya dengan hal-hal sederhana sebagai berikut :
1. Membuat to do list
2. Bangun lebih awal
3. Memasak makanan sendiri
4. Mengurangi penggunaan gawai dan media sosial
5. Mendekatkan diri pada alam.
6. Praktik mindfulness. Kita diajak untuk mengajari kehadiran kita seutuhnya, dimasa kini, ditiap detik, menit, dan waktu yang sedang berjalan.
7. Latihan hening dan relaksasi
8. Menyadari adanya dikotomi kendali. Dimensi yang berada dalam wilayah kontrol kita, dan dimensi yang ada di luar kendali kita.
9. Belajar merasa cukup
10. Berlatih kemalangan
11. Fokus paad dunia sendiri
12. Bersyukur
- Hidup itu seperti mengendarai sepeda. Untuk menjaga keseimbangan, kamu harus terus bergerak.
Kelebihan Buku :
Mengingatkan kepada kita bahwa hidup cepat tidak selalu tepat untuk semua orang. Ada yang Sukanya lari, tetapi mungkin kita cocoknya berjalan kaki. Memang lebih lambat, tetapi pada akhirnya akan sampai juga pada tujuan.
Kekurangan Buku :
Belum menemukan
Oleh : Ika Novita Sari, S.TP.