ROW THE BOAT (A Never-Give-Up Approach to Lead with Enthusiasm and Optimism and Improve Your Team and Culture)

Judul                           : Row the Boat (A Never-Give-Up Approach to Lead with Enthusiasm and Optimism and Improve Your Team and Culture)
Penulis                        : Jon Gordon dan P.J. Fleck   
Penerbit                       :Hachette Books
Tahun Terbit               :2020
Jumlah Halaman         : 224 halaman

Resensi :
            Buku ini adalah tentang kepemimpinan dan budaya tim. Penulis, Jon Gordon dan P.J. Fleck, berbagi kisah dan pelajaran dari pengalaman mereka sebagai pemimpin dalam olahraga dan bisnis.

Gordon adalah seorang pelatih dan penulis yang telah bekerja dengan tim olahraga profesional dan perguruan tinggi. Fleck adalah pelatih kepala sepak bola Amerika di University of Minnesota. Dalam buku ini, Gordon dan Fleck memperkenalkan mantra “Row the Boat”, yang merupakan filosofi kepemimpinan yang berfokus pada kerja keras, semangat, dan optimisme.

Fleck memimpin Golden Gophers ke salah satu musim terbaik mereka dalam setengah abad dan mendapatkan kemenangan terbanyak sejak tahun 1904. Sebelumnya, Fleck pernah menjalani karir sebagai pemain dan pelatih untuk berbagai tim. Sejak kecil, P.J. Fleck selalu ditantang oleh ayahnya untuk dapat menaklukkan kondisi yang dirasa “mengkhawatirkan”. Ia dibiasakan untuk bergabung sebagai anggota tim olahraga bersama teman lain yang usianya lebih tua. Sehingga ia banyak melihat pribadi yang lebih kuat, lebih gesit, lebih cepat, dan lebih berpengalaman.

Fleck tidak berkecil hati karena hal itu. la justru belajar untuk terus berusaha dan membangun motivasi positif dalam dirinya hingga dirinya dewasa. Sehingga saat didapuk untuk menjadi Coach dari berbagai tim football, la sudah terbiasa menyalurkan seluruh energi positifnya untuk memotivasi anggota tim dan mencapai hasil terbaik.

Dari pelatih dan atasannya selama menjadi pelatih untuk berbagai tim football, la belajar berbagai hal, di antaranya:

  1. Pelatih tidak hanya belajar dari sesamanya, tetapi juga dari semua anggota tim. Seperti kutipannya, “Seluruh anggota tim memegang peranan penting. Kalau kita (sebagai leader) mampu untuk merangkul dan memanusiakan mereka, kita akan mendapat hasil yang terbaik.”
  2. Gabungan antar individu bukanlah tim. Tetapi saat mereka dapat menyatukan diri bersama-sama untuk sebuah tujuan dan saling memberi kritik yang membangun maka disaat itulah mereka akan memberi hasil yang jauh lebih baik daripada tim biasa. Seorang leader harus bisa memaksimalkan potensi diri, memberi yang terbaik, dan mengusahakan segalanya dengan detail terbaik.
  3. Saat berada dalam situasi sulit, la mengingat pesan ayahnya kalau kita hanya memiliki dua pilihan, yaitu hanya duduk diam dan meratapi keadaan atau melangkah untuk menghadapi masalah.
  4. Lihatlah sisi baik dari seseorang. Begini ucapnya,  “Saya selalu diajarkan kalau akan selalu ada lebih banyak hal-hal baik dari orang lain daripada sisi buruknya.” Kebiasaan ini akan melatih kita untuk menjaga mindset tetap positif setiap saat.

PRINSIP “ROW THE BOAT”
Mantra ini terdiri dari tiga komponen utama:

  • Oar: Energi dan kerja keras untuk mencapai tujuan.
  • Boat: Tim dan orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan.
  • Water: Tantangan dan rintangan yang harus dihadapi.
    Gordon dan Fleck berpendapat bahwa mantra ini dapat diterapkan di berbagai bidang kehidupan, termasuk bisnis, olahraga, pendidikan, dan kehidupan pribadi.

Lalu apa yang dimaksud dengan prinsip “Row the Boat” di dalam buku ini?
Dikisahkan P.J. Fleck pernah memperhatikan pelatih lain, yaitu Greg Schiano dari Rutgers. la mengusung slogan “Keep chopping!” Maksudnya, kalau ingin memotong kayu yang besar dan sulit, kita harus tetap memotongnya atau “chopping”.

Lama kelamaan kayu itu akan tumbang juga. Falsafah ini kalau diterapkan dalam pertandingan, berarti kita harus terus  memaksimalkan usaha agar bisa mendapatkan hasil terbaik. Begitu juga dengan prinsip yang diusung Fleck untuk timnya, yaitu “Row the Boat”. Di dinding ruangan tim kita akan menemukan ungkapan “ROWINg with us” yang didalamnya terdapat kata “Win”.

Secara keseluruhan, “Row the boat” memiliki makna apapun yang terjadi di luar sana yang memengaruhi kondisi kita, tetaplah mendayung. Dengan antusiasme, inspirasi, dan optimisme, kita akan mengarungi hidup yang baru. Apapun yang terjadi tetaplah mendayung dan berjalan ke arah masa depan dalam mindset positif.

Ada beberapa prinsip dari “Row the boat” yang dibagikan buku ini:

  1. Bagi seorang pemimpin, prinsip ini juga menjadi panduan dan simbolisasi untuk menginspirasi atau memotivasi anggota tim supaya bisa mendayung dengan kecepatan, tempo, dan tujuan ke arah visi yang ditetapkan.
  2. Walaupun dalam kondisi sulit, tetaplah mendayung. Dalam kondisi optimal, tetaplah mendayung. Ketika badai datang menghadang, ajak dan motivasi anggota tim untuk tetap mendayung.
  3. Saat mendayung, posisi dayung kamu yang menyentuh air dimulai dari depan. Hal ini mirip dengan masa depan.  Saat mendayung, gambaran di depan tidak akan langsung terlihat sehingga momen saat ini sangat penting. Ketidakpastian adalah bagian dari kehidupan. Kita juga harus belajar dari kesalahan di masa lalu.
  4. Kegagalan dibutuhkan dalam perjalanan menuju kesuksesan. Biasakan diri dan tim untuk menghadapi kegagalan. Lalu ubahlah itu menjadi bahan bakar untuk terus maju. P.J. Fleck mendapat tawaran sebagai head coach saat usianya masih 32 tahun. Ini terbilang cukup muda di kalangannya saat itu. Awalnya, la ragu. Di tahun 2013, la mulai menerapkan kultur organisasi baru yang mendapat banyak tantangan. Di tahun pertama, seluruh anggota tim berusaha untuk menyesuaikan dirinya. Seperti ungkapannya, tantangan terbesar menjadi coach adalah mengubah mindset dari “tidak bisa” menjadi “aku bisa”.

Sehingga prinsip Row the Boat dinilai telah menjadi jembatan untuk menghasilkan mindset yang lebih positif. Seperti ungkapan penulis dalam buku ini. “Be more than just football and wins!”  Kita bisa belajar beberapa poin dari highlight ini yang dapat diterapkan :

  1. Bangun visi dan tujuan tim, lalu buat agar setiap anggota bisa mempraktikannya di lingkungan pekerjaan.
  2. Dengan semangat Row the Boat, teruslah mendayung sehingga nantinya akan tampak perubahan yang lebih positif. Carilah cara baru agar kita bisa mewujudkan perubahan.
  3. Kalau sebagai leader kita merasa lelah untuk memimpin dan mendayung, ingatlah kalau ada perbedaan antara kerja keras dan memiliki semangat kompetitif.
  4. Creating a framework for the new culture. Penulis sering menggunakan kata-kata seperti keterhubungan antar anggota tim dan memotivasi mereka sebagai sebuah keluarga, mempelajari bersama bagaimana budaya berpikir, dan bertindak sebagai seorang juara. Melalui itu semua kita  bisa memenangkan lebih banyak pertandingan.
  5. Di buku ini digambarkan, pelatih memberikan tugas pada tim untuk menuliskan tiga tantangan terbesar dalam hidup mereka pada sebuah bola golf dan kemudian mengumpulkannya dalam satu wadah besar. Sebelum pertandingan, ia menjelaskan kalau bola golf itu akan semakin jauh terlempar ke depan dengan banyaknya pukulan yang diterimanya. Artinya, semua tantangan atau ketakutan yang mereka tuliskan dalam bola itu akan siap terlempar jauh meninggalkan masa lalu.
  6. Ketika kehebatan tim sudah terbukti nyata, bersiaplah untuk menjaga kondisi internal diri kita masing-masing. Sebagai anggota tim, kita harus lebih kuat daripada hal eksternal yang bisa mengganggu. Tidak ada yang bisa mengubah mindset menang kita kalau itu sudah tertanam dengan kuat.

Kesimpulan:

Secara keseluruhan, buku ini adalah bacaan yang bermanfaat bagi siapa saja yang ingin belajar tentang kepemimpinan dan budaya tim. Mantra “Row the Boat” adalah filosofi kepemimpinan yang sederhana namun efektif yang dapat diterapkan di berbagai bidang kehidupan.

  • Fokus dan menumbuhkan rasa saling percaya pada tim bukanlah kondisi eksternal Fokus dan rasa saling percaya adalah hal yang dapat dikendalikan oleh tim itu sendiri. Hal ini tidak bergantung pada faktor eksternal, seperti kondisi ekonomi atau politik.
  • Penulis menjadikan simbol ini sebagai salah satu cara mudah untuk memvisualisasikan tujuan Simbol-simbol yang digunakan oleh penulis dapat membantu tim dalam memvisualisasikan tujuannya. Hal ini dapat membuat tujuan menjadi lebih nyata dan mudah untuk dicapai.
  • Kita sebagai manajemen akan tumbuh seperti pohon bambu kuat yang mengakar ke tanah dan menjulang tinggi ke atas Pohon bambu adalah simbol kekuatan dan kesatuan. Penulis ingin manajemen tumbuh seperti pohon bambu yang kuat, berakar kuat di tanah, dan menjulang tinggi ke atas. Hal ini berarti manajemen harus memiliki kekuatan dan kesatuan untuk menghadapi tantangan dan mencapai tujuan.
  • Begitu juga dengan simbol dayung dan kapal, Dayung dan kapal adalah simbol pilihan dan pengorbanan. Timlah yang menentukan langkah yang ingin diambil. Apakah tim akan diam atau terus mendayung dengan energi penuh? Semakin banyak tim memberi, semakin banyak dukungan yang akan didapatkan.
  • Kapal adalah simbol pengorbanan. Semakin banyak tim memberi, semakin banyak dukungan yang akan didapatkan. Hal ini berarti tim harus bersedia untuk berkorban untuk mencapai tujuan. Ukuran kapal Mutiara juga akan semakin besar sehingga pendukung jadi bertambah banyak dan bisa melawan badai besar. Ukuran kapal Mutiara melambangkan besarnya dukungan yang didapatkan. Semakin besar dukungan yang didapatkan, semakin kuat tim untuk menghadapi tantangan.

Oleh : Aji Gunawan

Share Yuk ...

Leave a Replay