Identitas Buku
Judul : Rindu Sebatang Pohon
Penulis : W.A.A. Ibrahimy
Harga : 95.000,-
Cetakan : 1, Maret 2013
Tebal Buku : 117 Halaman
Penerbit : PT. AKSARA BERMAKNA
Ikhtisar Buku
Ketika Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah menyebutkan sebuah hadits tentang batang pohon yang menangis karena rindunya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau berkata:
“Batang kurma saja bisa rindu kehilangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka seharunya kalian lebih layak untuk rindu kepada beliau.” (Fath Al-Bari, 6: 697)
Ada seorang wanita Anshor berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, bolehkan saya membuatkan sesuatu untukmu sehingga engkau dapat duduk di atasnya? Sesungguhnya anak saya adalah seorang tukang kayu.” Rasulullah pun menjawab, “Silahkan jika engkau mau.”
Maka wanita tersebut pun membuatkan beliau sebuah mimbar. Pada hari Jum’at Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun duduk di atas mimbar yang telah dibuatkan tadi. Lalu batang kurma yang biasa beliau berkhutbah menangis keras hingga hampir-hampir saja batang kurma itu terbelah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun turun kemudian memegang dan memeluknya. Setelah itu, mulailah batang pohon itu mengerang seperti erangan anak kecil yang sedang diredakan tangisannya sampai ia terdiam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda, “Ia menangis karena dzikir yang dulu biasa ia dengar.” (HR. Bukhari no. 2095)
Dialah nabi yang belaian lembut tangannya telah menenteramkan seekor unta kala terlihat melenguh seakan meratap, meneteskan air mata, mengadu telah disiksa dan disakiti oleh tuannya. Nabi marah ketika melihat burung diambil dari sarangnya, sehingga membuat sang induk kebingungan. Nabi juga marah ketika melihat sarang lebah hangus dibakar orang. Sungguh, dialah sang nabi yang teramat pengasih lagi penyayang.
Buku ini berisi ribuan kata yang terlahir dari luapan cinta. Ribuan kata yang menghasilkan berjuta makna. Makna yang bersumber dari kebenaran sejarah, dituturkan dengan ringan dan indah. Menginspirasi dan mencerahkan.
Masya Allah, dia Rindu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dia rindu mendengarkan wejangan dan nasihat-nasihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Sesungguhnya kita lebih layak merindukan beliau.
Jika engkau benar-benar rindu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka dengarkanlah perintah, larangan, dan nasihat-nasihat dari beliau shallalllahu ‘alaihi wasallam dan amalkanlah.
Sungguh kita lebih layak rindu mendengarkan dan mengamalkan apa-apa yang beliau sampaikan kepada kita dari hadits-hadits beliau ketimbang sebuah batang pohon kurma.
Oleh : Ridhawiyatul Lutfiah, Amd.Pi.