Identitas Buku
- Judul : Resonansi Spiritual Wali Qhuthub
- Penulis : Drs. H. M. Hilman Anshary
- Penerbit : Kalam Mulia
- Tahun terbit : 2004
- Tebal Buku : 222 Halaman
- Harga : Rp 45.000
Ikhtisar Buku
“Resonansi Spiritual Wali Qhutub” buku ini merupakan himpunan terjemahan dari 2 (dua) kitab berbahasa arab. Yang pertama “Al Lujainu Ad-Daani Fii Dzikri Nubdzat Min Manaaqibi Al-Quthburrabbani” kitab ini dikarang oleh Ja’far bin Hasan bin Abdul Karim Al-Barzanji. Yang kedua “Futuh Al-Ghaib” kitab ini dikarang oleh Syaikh Badul Qadir Jailani. Buku ini tersusun untuk mengungkap sedikit cerita dan hal ihwal yang berkaitan dengan seorang wali Allah swt yang menjadi poros dunia dalam ilmu ketuhanan, panutan para ulama ahli suluk yang menyelami lautan hakikat dan lautan kema’rifatan yakni Syaikh Abdul Qadir Jailani. Dalam buku ini juga berbicara tentang disiplin tasawuf, prilaku, jalan hidup, dan nasihat Syaikh Abdul Qadir.
Dalam buku ini terdapat 3 (Tiga) bab pembahasan, pada bab petama berisi tentang biografi Syaikh Abdul Qadir Jailani, pada bab kedua berisi tentang nasihat spiritual sang waliyullah sebanyak 80 nasihat, dan pada bab ketiga berisi tentang para penerus dan para pecinta sang raja para wali.
Syaikh Abdul Qadir Jailani seorang guru dan panutan yang memiliki penglihatan yang teliti dan mendalam dalam musyahadah dengan mata hatinya tentang ketuhanan. Syaikh Abdul Qadir Jailani sendiri memiliki nama panggilan Abu Muhammad Ibnu Abi Sholeh ibnu Musa bin Zanky Dusat (ZankaDusat) bin Abi Abdullah bin Yahya Az-Zahidi bin Muhammad bin Daud Bin Musa bin Abdullah Al-Mahdi bin Hasan Al-Musanna bin Hasan As-Syatibi bin Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah saw.
Beliau terlahir dari seorang wanita hebat dan shalihah bernama Fatimah binti Abdullah As-Soma’I Al-Husaini di desa Naif kota Jailan dalam wilayah negeri Tabaristan ( Wilayah Iran sekarang) pada tanggal 1 Ramadhan 470 H (1007 M). setelah Syaikh Abdul Qadir Jailani terlahir, setelah dilahirkan, Syaikh Abdul Qadir Jailani pada waktu itu tidak seperti anak kecil lainnya, dimana beliau tidak mau untuk meminum air susu ibunya pada waktu siang dan ketika datang waktu berbuka puasa maka beliau juga ikut untuk berbuka.
Semenjak kecil Sayaikh Abdul Qadir Jailani dianugerahi kejujuran, keadilan, kehalusan budi pekerti, dan keberanian. Pada usia beliau yang sudah sampai pada 18 tahun, beliau pergi ke Baghdad bersama skelompok pedagang untuk menuntut ilmu, di tengah perjalanan beliau bertemu dengan sekelompok perampok yang merampas harta benda mereka, dengan kejujuran yang selalu diajarkan oelh ibunya, maka sekelompok perampok tersebut pada hari itu bertaubat dari maksiat mereka.
Syaikh Abdul Qadir Jailani dalam menuntut ilmu beliau banyak mempelajari tentang ilmu fiqih, akhlak, dan kebudayaan, filsafat tasawuf. Beliau juga pernah belajar dengan Nabi Khidir tentang bagaimana melepaskan membersihkan hati dari hawa nafsu sehingga tidak tergoda dengan kehidupan dunia, sehingga pada suatu saat nabi khidir meminta Syaikh Abdul Qadir Jailani untuk berkhalwat di suatu tempat dalam waktu yang cukup lama. Melihat hal tersebut syaitan merasa tertantang untuk menggoda beliau dengan menawarkan kehidupan dunia yang indah dan harta yang berlimpah serta kedudukan yang tinggi. Namun beliau menolak itu karena tujuan satu-satunya yang ingin ditempuh adalah Allah swt.
Setelah melewati kehidupan yang begitu rumit tapi menyenangkan, Syaikh Abdul Qadir Jailani pada umur yang ke 51 berniat untuk mengikuti sunnah Rasulullah saw, beliau memiliki 4 orang isteri dan dikaruniai 49 anak laki-lak- dan 27 anak perempuan. Dan dari semua anak beliau menjadi orang-orang hebat dan yang termasyhur adalah Syaikh Abdul Wahab sebagai putra sulung beliau, Syaikh Isa sebagai ulama ahli hadits dan fiqh, Syaikh Abdul Razzak sebagai ulama hadits, Syaikh Musa sebagai juru da’wah dalam hal waro’.
Pada pembahasan di bab II terdapat 80 nasihat Syaikh Abdul Qadir Jailani yang berisikan pengalaman beliau selama menuntut ilmu kebatinan hingga sampai pada puncak musyahadatul wahdah yakni Allah sw. Adapun nasihat-nasihat beliau adalah sebagai berikut:
Tiga pilar menuju Allah swt, pijakan-pijakan awal menuju Allah, krisis-krisi awal menuju Allah, jalan menuju kenikmatan dalam genggaman Allah, kehampaan hati para ahli dan pecinta dunia, perjalanan menuju fana, menuju pertemuan dengan Allah, menjaga tatakrama dalam menuju istana Allah, menyusuri takdir yang gelap dengan ilmu Allah, alam dan kamu serta tuhanmu Allah, syahwat mengganggu kita, harta benda kita, keuntungan bencana dan takdir Allah, perjalanan seorang ahli Allah, kenikmatan dalam genggaman Allah, menjadi pengawal alam, Bersatu dengan kehendak Allah, demam sehari menghapus dosa setahun, pintu-pintu kedekaran kepada Allah, kesabaran dalam fana, kuasa setan dan kuasa Allah, ujian dan karunia bagi seorang Sali (sufi), konsekuansi dari menganiaya diri sendiri, kaya harta miskin iman, kesunyian dalam rahmat Allah, tabir gelap hati kita, derajat keimanan dan tingkat ujian kita, bersabar dalam menaiki tangga-tangga menuju Allah, sengsara membawa nikmat dan sengsara membawa kuffar.
Kesabaran adalah tangga menuju derajat tinggi, benci dan cinta karena Allah, Allah cemburu, empat jenis manusia, doa kita takdir baik atau takdir buruk, memenuhi syarat menggapai nikmat, mencari dunia dengan akhirat, kedengkian yang menyusahkan diri, konsekuensi tauhid, kemunafikan, berjalan dan berbicara melalui Allah, menyikapi karunia Allah, kesabaran dalam taat merupakan kunci sukses hidup, meminta kepada selain Allah.
Dua sayap menuju Allah, harta ujian dan derajat, liku -liku perjalanan kepada Allah, kuat beribadah dan rela kepada Allah, wajib dahulu kemudian sunnah, makan tidur dan prestasi hidup, menggali potensi dan menyingkirkan halangan, kawanku adalah Allah, Allah akan menguji hambanya, mengarungi lautan ridha Allah, meninggalkan dunia dan akhirat karena Allah. Pengembaraan menuju Allah, posisi awal kenabian menjadi posisi akhir kewalian, memohon kemewahan setelah kesempurnaan diri, siapa menutup mata dari makhluk akan memandang Allah, kewaspadaan dalam perjalanan batin, awal kehidupan kerohanian, hati-hati terhadap segala yang datang kepada kita.
Allah mengasingkanmu dari makhluk kemudian mengembalikannyya, ilmu kerohanian, kehidupan yang tidak adak kematian dan kematian yang tidak ada kehidupan, do’amu yang tertolak, pengakuan keesaan Allah dalam terus berdo’a, menuju jihad besar melawan diri, do’a sebagai pengakuan kekuasaan Allah, cinta do’a dan takdir, perbuatan Allah akan datang padamu, diantara pencari yang dicari, wali Allah ditengah hiruk pikik pasar, wali Allah yang marah, dari diri menuju Allah, delapan formasi tasawuf, bergaul dengan Allah dan manusia, tangga-tangga menuju ma’rifatullah, sepuluh formasi kerohanian, wasiat enjelang pulang, berpulangnya cahaya dunia dan akhirat.
Dalam pembahasan kedua ini menitik beratkan kepada kita bagaimana kita belajar menyikapi setiap kejadian yang menimpa kita sebagai jalan kita menuju ridha Allah swt sehingga dala perjalanan tersebut kita bisa mendapat gelar musyahadatul wahdah atau bersaksi langsung dengan Tuhan kita.
Pada pembahan ketiga, bahwa setelah berpulangnya cahaya dunia dan akhirat, terdapat penerus-penerus perjuangan beliau di berbagai negara yakni di Benua Eropa, Benua Amerika dan Indonesia. Di benua Eropa didirikan Lembaga Pendidikan International Haqqani Institute of Education yang dipimpin oleh Sayyid Syakh Muhammad Nazim Al-Haqqani Al-Qubrusi An-Naqsabandi yang merupakan mufti negara Cyprus.
Beliau sangat aktif membangun dialog perdamaian dengan para pemimpin agama lain seperti para Missionaris Kristen dan Rabbi Yahudi bahkan dengan akhiran new age. Negara-negara tempat dakwah beliau adalah Inggris, Jerman Prancis, Spanyol, Indonesia, Malaysia, Jepang, Brunei, Singapura. Dalam perjalanan dakwah beliau banyak menghadapi infiltrasi sekularisme terutama dalam wilayah masyarakat yang notabenenya muslim, belia juga memiliki banyak buku yang disebut dengan seri Mercy Ocean.
Sedangkan dalam Benua Amerika para penerus dan pecinta beliau bernama As-Sayyid Syakh Muhammad Hisham Kabbani mendirikan ASFA (As-Sunnah Fondation of Amerika), beliau merupakan ulama yang memiliki pengaruh besar di negeri asal beliau yakni Beirut, dan ayah beliau merupakan pendukung kuat Gerakan muslim pada saat Mesir dipimpin oleh Gamal Abdul Naser. Pada tahun 1991 atas nasihat dari Syakh Muhammad Nazim Al-Haqqani Al-Qubrusi An-Naqsabandi beli tiba di Californai untuk memulai dakwah Islam, beliau juga berdakwah di beberapa universitas ternama di Amerika, belia juga banyak bergaul dan bersahabat dengan para petinggi White House dan bertemu dengan presiden Bill Clinton dan Hillary Clinton dan mengumandangkan do’a perdamaian dunia. Pada tahun 1997 belia berdakwah ke Indonesia dan mendirikan pondok pesantren. Beliau juga banyak menuliskan buku seperti Naqsabandy Sufi Way, History and Guide of Golden Chain, Angel Unveiled-Sufi Perspective, Mawlid According to Qur’an and Sunnah, Encyclopedia of Islamic Doctrine, Mainstream Muslim Awaken, dll.
Paran penerus dan pecinta Syaikh Abdul Qadir Jailani di Indonesia sangat banyak dan terhimpun dalam jama’ah Thariqot Qadiriyah Naqsabandiyah. Di Jawa Barat sebagai pusatnya terletak di Suryalaya-Tasikmalaya yang dipimpin oleh KH. A. Sohibul Wafa Tadjul Arifin aau lebih dikenal dengan panggilan Abah Anom dan di sumatera khususnya di Medan dipimpin oleh Prof. Dr Kadirun Yahya.