Disampaikan oleh : Ustad Yusuf Mansur
Sekarang aku mengerti
Apabila kita telah berusaha dan bekerja keras
Apabila kita telah jalani sholat lima waktu
Apabila kita sudah melakukan Sholat Dhuha, Tahajud, Dzikir, Sholawat, dan doa
Namun tetap miskin juga
Tak perlu minder apalagi protes pada-NYA
Seorang anak bertanya kepada ibu dan bapaknya:
Ibu, bapak mengapa kita miskin?
Dengan tenang sang ibu berkata :
Nak, hidup ini seperti jalan-jalan di Supermarket.
Semua orang boleh memilih dan membawa barang apa saja yang ia inginkan.
Siapa yang membawa sepotong roti, maka ia harus membayar seharga sepotong roti
Siapa yang membawa tiga potong roti, iapun harus membayar tiga potong roti
Sementara kita tak mungkin membawa apa-apa. Karena tak punya uang untuk membelinya
Di pintu kasirpun kita tak akan diperiksa, dibiarkan jalan begitu saja
Begitu pula kelak di Hari Kiamat Nak.
Saat orang-orang kaya antre menjalani pemeriksaan untuk dimintai pertanggungjawaban.
Saat orang-orang kaya ditanya tentang,
Darimana hartanya mereka peroleh ?
Dan kemana hartanya mereka gunakan ?
Kita dibiarkan terus berjalan tanpa beban.
Lebih enak bukan !
Apakah engkau masih juga belum bisa menerima ?.
Anakku,
Jika kita memang ditakdirkan menjadi orang miskin
BERSABARLAH SEJENAK,
Karena setelah KEMATIAN, kemiskinan itu akan sirna.
BERPIKIRLAH POSITIF,
Barangkali, jika kita kaya belum tentu bisa lebih bertakwa
Mungkin juga, dengan kemiskinan kita akan lebih mudah meraih SURGA-NYA.
JANGAN PERNAH MINDER
Karena kaya dan miskin bukanlah ukuran Mulia dan Hinanya manusia
Tetaplah berprasangka baik pada ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala
Singkirkan rasa iri , cemburu, dan buanglah tanda tanya
Tentang Kehendak-NYA Pembagi Nikmat.
Mungkin jatah yang buat kita masih tersimpan di SURGA.
Menunggu kita Siap Menerimanya….
Ingatlah apa yang disampaikan Rasulullah… Bahwa “sesungguhnya kekayaan itu bukan terletak pada harta benda, melainkan pada ketenangan hati dan jiwa”.
Semoga kita semua menjadi orang yang pandai mensyukuri akan nikmat dan karunia yang Allah Swt berikan.
Aamiiin ya rabbal’alamin
Oleh : Agus Hariyadi