Perlu Satu Negara untuk Mendidik Satu Anak

 

Sebuah judul yang terkesan agak berlebihan. Namun, mari bersama kita cermati uraian singkat tentang persiapan menjadikan anak-anak kita memiliki karakter dan kepribadian yang mulia.

Dalam dua kesempatan yang saya alami membuat jantung bergetar, tidak dapat mengucapkan kata-kata selain menyebut nama besar-Nya, memohon ampun pada-Nya. Di kota besar yang baru saja saya datangi tentu saja memiliki pesona keindahan kota dan kuliner yang tidak dapat dilupakan. Namun, di sisi lain ada banyak hal yang perlu kita fikirkan bersama. Ada hal yang menjadi pekerjaan rumah kita. Yach, tentu saja banyaknya para perempuan yang sudah menutup aurat namun masih melakukan tindakan-tindakan di luar kepatutan. Tentu saja yang tidak patut dilihat oleh anak-anak. Di setiap sudut kota dan rumah makan. Saat itu, saya bersama dengan putri kecil saya yang berusia 3 tahun 4 bulan. Namun, menyaksikan pemandangan yang “begitu mengherankan” menurut dia, karena sebelumnya belum pernah melihatnya. Di sisi lain, orang yang melakukan tindakan tersebut tak ada rasa malu, gelisah karena dilihat oleh anak kecil. Dengan santai melakukan hal itu berulang-ulang di depan putri saya. Saya baru dua kali mengunjungi kota tersebut dalam rentang waktu 10 tahun namun perkembangan pesat sekali ke arah yang memprihatinkan.

Poin yang ingin saya sampaikan adalah bagaimana anak-anak kita, generasi-generasi kita tumbuh menjadi anak yang memiliki adab-adab kepatutan, sopan santun, karakter-karakter yang unggul jika calon ibunya memiliki perilaku-perilaku yang belum tepat dari sisi norma kemasyarakatan maupun norma agama.

Oleh karena itu, jika kita ingin memiliki generasi-generasi emas, maka jadikan emas dulu para ibunya, para perempuannya. Wahai, para laki-laki relakah jika kelak anak-anakmu akan mengikuti jejakmu atau jejak istrimu melakukan tindakan-tindakan yang akan merugikan dan mengecewakan kalian wahai para ayah ibu, wahai para calon ayah bunda, wahai para laki-laki dan perempuan yang akan menyiapkan ruang pelaminannya.

Mendidik seorang anak memerlukan peran orang satu Negara. Perumpamaan yang sangat tepat jika kita urai. Artinya bahwa seluruh komponen masyarakat harus terlibat dalam pembentukan karakter yang unggul bagi anak-anak kita. Lingkungan yang baik tidak hanya kita siapkan di rumah, namun lingkungan sekolah, lingkungan teman-teman, dan juga tempat-tempat mana saja yang akan kita kunjungi yang mampu mendorong anak-anak kita melakukan hal-hal positif dan mendorong kecerdasan anak-anak kita, yang akan menyiapkan anak-anak kita menjadi layaknya pemimpin-pemimpin besar dan hebat di masanya.

Mari, mulai sekarang kita menjadi orang yang peduli terhadap kondisi anak-anak kita dan kondisi-kondisi generasi penerus kita. Sudahkah bergaulnya sudah tepat dengan teman-teman yang tepat pula. Sudahkah kita peduli dengan mainan yang dipegang anak-anak kita. Sudahkah mainan itu akan dapat menstimulus anak kita menjadi cerdas, beradab. Atau justru sebaliknya menjadi anak yang justru lemah konsentrasinya, tidak fokus, dan cenderung melakukan perbuatan destruktif.

Mendidik satu anak perlu peran semua komponen ini bukan berlebihan namun ini adalah kebutuhan. Anak-anak perlu lingkungan yang baik, anak-anak perlu stimulus kata-kata yang baik. Jika tidak kita persiapkan dari sekarang, penyesalan akan datang kemudian. Anak-anak kita adalah Mutiara yang sangat berharga. Pastilah kita akan merawat mutiara itu dalam wadah yang sangat mewah dan juga berharga. Mutiara yang sangat istimewa tak akan gampang di buka dan diserahkan kepada siapa saja.

Perjuangan yang tidak mudah bagi kita semua dalam menyiapkan generasi-generasi unggul di bidang masing-masing. Kita harus mengakui bahwa setiap anak memiliki kelebihan dan kecerdasan yang berbeda-beda. Namun, satu tujuan yang akan kita dapat bersama adalah pencapaian karekter yang mulia di setiap relung hati anka-anak kita. Karakter yang dapat membuat bangga orang tuanya.

Sehingga sebelum menuntut lebih banyak pada putra putri kita mari coba menuntut diri kita menjadi orang tua yang siap memberikan lingkungan yang baik untuk buah hati kita, generasi ceradas harapan bangsa, generasi yang akan melanjutkan warisan peradaban, generasi yang dapat membuat air mata orang tua tak berhenti karena melihat buah hatinya menjadi anak yang membanggakan mereka.

Mari, siapkan anak-anak kita menjadi anak-anak milenial yang beradab dan berkarakter mulia. Boleh menjadi anak yang gaul, mereka adalah generasi Z yang tak dapat dipungkiri era mereka adalah era digital. Namun, menjadi orang tua digital dan berkarkater itu lebih penting dari sekedar orang tua yang menyiapkan materi berlimpah untuk buah hatinya tanpa disiapkan ruh-ruh yang mendekatkan anak-anak

kita pada pencipta-Nya.

Jangan salahkan mereka ketika kelak mereka tak pernah mendoakan orang tuanya. Jangan salahkan mereka jika suatu saat makam kita tak pernah ditengok oleh mereka. Jangan salahkan mereka jika kelak jariah dosa mereka mengalir pada kita orng tuanya karena tak pernah membekali mereka dengan nilai-nilai KeTuhanan. Jangan salahkan mereka jika kelak mereka bertengkar antar saudaranya karena kesalahan orang tuanya tak pernah mengajarkan arti ukhuwah (persaudaraan). Jangan salahkan mereke jika kelak tak pernah mau mengunjungi ornag tua dan saudaranya, Karena orang tua tak pernah mengajarkan indahnya silaturahim.

Jangan salahkan mereka jika, jika, dan jika mereka tak pernah memelukmu kelak karena hari ini kita sebagai orang tua tak pernah memeluk mereka. Jika ingin anak-anak kita menjadi anak yang cerdas maka peluklah dalam sehari minimal delapan kali pelukan dan ucapkan kata-kata indah, kata-manis, kata-kata penghargaan untuk mereka. Bukan kata-kata yang menjatuhkan.

Dahsyatnya efek kata-kata manis, indah, dan penghargaan bagi anak-anak kita ini modal bagi kita menjadikan mereka anak-anak berkarakter mulia.

Selamat menjadi orang tua milenia yang bijak. Selamat berjuang menjadi orang tua digital yang berkarakter. Selamat menjadi orang tua yang pandai menyiapkan lingkungan baik untuk buah hatinya. Selamat menjadi orang tua yang siap meminta maaf terlebih dahulu jika melakukan kesalahan kepada buah hatinya.

Siapkan anakmu menjadi pencetak sejarah kebaikan. Jadikan anakmu Mutiara yang makin berkilau di tengah lumpur yang pekat. Jadikan anakmu menjadi parfum yang semerbak di tengah bau anyir yang menyengat. Jadikan anakmu lentera yang siap memberi cahaya di tengah gelapnya ruang-ruang kehidupan.

 

Jimbaran berseri

Senin, 6 November 2017

L-Wida

 

 

Share Yuk ...

Leave a Replay