Perkataan adalah Doa yang Terlantunkan

Islam mengajarkan kepada seluruh umatnya untuk senantiasa berperangai baik dan mulia.  Karena yang demikian adalah cerminan diri kita sebagai seorang muslim dengan keimanan dan ketaqwaan yang sesungguhnya. Baik dalam urusan berfikir, berperilaku, maupun bertutur kata.

            Yang ingin saya tulis di sini yaitu tentang satu poin penting yang terasa ringan namun sering kali kita lakukan, yaitu bertutur kata. Sebab ada suatu keterangan yang mengatakan, “Setiap kata yang terucapkan, merupakan doa yang terlantunkan.” Keterangan seperti ini, sangat bisa diasumsikan mengapa timbul kekhawatiran akan terucapnya suatu perkataan yang sesungguhnya kita sendiri pun tidak menginginkannya.

           Ada kalanya di suatu masa tanpa kita sadari, setiap ucapan yang pernah keluar dari diri kita akhirnya menjadi kenyataan. Hal yang demikian bukan terjadi tanpa disengaja, sebab Allah SWT jelas memerintahkan kepada seluruh umatnya untuk senantiasa berkata yang baik.

Kenyataannya, tidak semua orang mampu menjaga setiap kata yang terucap dari mulutnya., seakan menjadi hal yang lumrah bagi masyarakat. Terkadang kita telat menyadari, bahwa apa yang terjadi pada diri kita saat ini, merupakan bagian dari lantunan doa yang telah kita panjatkan. Entah doa yang disengaja, maupun doa yang tanpa sengaja terselip dalam setiap ucapan kita.

            Dalam sebuah hadist di jelaskan :

“Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda : “Sesungguhnya hamba-hamba yang berbicara dengan kata-kata yang diridha’i Allah Azza Wa Jalla tanpa berfikir panjang, Allah akan mengangkatnya beberapa derajat dengan perkataanya itu. Dan hamba-hamba yang berbicara dengan kata-kata yang dimurkai Allah tanpa berfikir panjang, Allah akan menjerumuskannya ke neraka jahanam dengan kata-katanya itu.” (HR Bukhari, Ahmad dan Malik).

            Sesungguhnya baik atau buruknya suatu perkara adalah kembali kepada pengucapnya. Bila ucapannya bernilai ibadah, maka ganjaran dan pahala akan menyertainya. Jika bernilai maksiat makan akan menerima siksa/bala.

            Selain merujuk pada hadist di atas, kita juga bisa mengutip dari ayat yang tertuang dalam surat al-Isro’ ayat 53 yang artinya :

            “Dan katakanlah kepada hamba-hambaku, “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.”

            Allah sangat menghargai setiap manusia yang berusaha untuk menjaga perkataanya dangan kata-kata yg penuh ridha Allah dengan mengangkat derajatnya. Sebaliknya, Allah sangat memurkai. Manusia yang senang berbicara buruk, misalnya mencaci, mencela, mengutuk, berghibah, membicarakan aib sahabatnya dan berkata-kata kotor. Jika kita bisa berkata yang baik, maka jangan sekali-kali berkata yang buruk. Karena niscaya kita akan dalam kerugian.

Oleh : Sri Datuniati, M.Pd.

Share Yuk ...

Leave a Replay