MENGUSUNG PERADABAN YANG BERKEIMANAN

Identitas Buku

Judul               : Mengusung Peradaban Yang Berkeimanan

Penulis            : Anis Matta

Penerbit           : Media Qalbu

Tahun terbit    : 2006

Bab                  : 6 Bab

Harga buku     : Rp 55.000

Tebal buku      : 164 halaman

Ikhtisar Buku

 Menurut ahli pendidikan, para ahli kepribadian, usia yang paling menentukan arah kehidupan seseorang adalah usia 15-30 tahun. Sejalan dengan ungkapan, siapa yang tumbuh di masa mudanya di atas akhlak, orientasi, kepribadian, karakter tertentu, maka rambutnya akan memutih dalam keadaan memiliki akhlak tersebut.

Pertentangan yang paling berat saat kita hidup, antara dorongan-dorongan kebaikan dan dorongan-doromgan kejahatan kita alami pada usia 15-30 tahun.  Ukuran kebaikan seseorang bukanlah awal kehidupannya atau pertengahan hidupnya, tetapi akhir hidupnya. Hal ini dijabarkan penulis bahwa iman adalah proses-proses interaksi dan bukan hasil akhir. Penulis mengingatkan pembaca bahwa membangun peradaban yang mumpuni berarti memastikan individu-individu pengusungnya bersedia untuk terus bertumbuh meningkatkan keimanan dengan aktivitas ibadah yang berkualitas dan rutin

Belajar adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pengusung peradaban. Merumuskan peradaban berdasarkan sejarah paling mumpuni yaitu peradaban ala Rasul. Setiap individu menguatkan jangkauan narasi melakukan penyesuaian dengan perkembangan budaya dan teknologi. Dalam proses belajar sejatinya setiap individu pengusung peradaban sedang berjalan menemukan jati diri sehingga cita-cita masyarakat madani dapat direalisasikan

Penulis mengajak pembaca untuk memahami bahwa tahapan dalam mewujudkan peradaban yang berkeimanan adalah dengan membina umat dan melakukan kaderisasi kepemimpinan. Proses keduanya harus dilakukan secara paralel dengan menguatkan pondasi keimanan. Di bab terakhir penulis mengingatkan setiap pengusung peradaban akan dibatasi oleh waktu untuk berjuang. Sehingga setiap individu diharapkan memahami konsep waktu, memanajemen waktu serta menumbuhkan kesadaran bahwa kematian perlu dipersiapkan sebaik-baiknya.

Diah Susilowati, S.Hut, M.P.

Share Yuk ...

Leave a Replay