Berbicara peradaban manusia, memang tidak ada manusia satupun yang sempurna di muka bumi ini. Nabi Muhammad SAW, beliaulah satu-satunya manusia sempurna yang telah membawa Ummat ke dalam terangnya masa. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasul, Semoga kita semua bisa mendapatkan syafaatnya di Yaumil Akhir nanti. Aamiin.
Kita tahu bahwa setiap manusia pasti mempunyai sisi kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tapi terkadang kita lalai akan hal itu, seringkali kita selalu melihat kesalahan orang lain tanpa bercermin melihat siapa diri kita sebenarnya.
Pernahkah kita mendengar kalimat “Orang baik ada sisi jahatnya, dan orang jahat ada sisi baiknya.” Lalu apakah kita sudah cukup sempurna untuk selalu melihat kesalahan orangain? Tidak ada manusia di muka bumi ini yang terlahir menginginkan untuk menjadi orang jahat. Tetapi lingkungan dan latar belakangnya lah yang sebenarnya membentuk dirinya bertindak dan berperilaku tidak baik. Karena sejatinya seseorang yang terlihat baik pun karena Allah masih menutupi aib-aibnya, bukan karena dirinya sendiri.
Allah dengan segala kekuasaannya, yang sudah memberikan peran diantara masing-masing dari kita. Kembali pada diri kita yang mengarahkan pada kebaikan atau pada keburukan. Dianalogikan dalam satu ruangan dan seluruh benda seisinya, sadarkah kita terkadang jelas sekali seperti tidak ada keadilan antara “si benda bersih” dan “si bendakotor” yang ada di dalam ruangan. Misal, ada sebuah meja yang bersih dan sebuah kursi yang kotor di sudut ruang.
Apa yang akan kita lihat terlebih dahulu dan apa yang menjadi pusat perhatian seseorang untuk dinilai? Memang relatif, tetapi mata kita pasti tertuju pada kursi yang kotor untuk dikomentari daripada meja yang bersih untuk diapresiasi. “Mengapa kursi itu begitu kotor? Apakah belum dibersihkan pekan ini? (Dan muncul penilaian-penilaian yang lain)”
Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena seluruh benda yang ada di dalam ruangan memang “sudah seharusnya” bersih dan kita menginginkan hal itu.
Kita menjadikan benda yang bersih adalah suatu kewajaran.
Sehingga tanpa sadar kita seakan menilai benda kotor tersebut sekaligus mengeyampingkan benda lain yang bersih.
Sama halnya dengan diri kita, tidak ada manusia yang sempurna. Kita adalah ruangan yang berisi benda-benda. Kita adalah pribadi yang memiliki attitude, akhlak, dsb. Pasti ada kelebihan dan kekurangan di salah satunya. Pastikan kita selalu menampakkan dengan hati ikhlas kebaikan yang kita punya bukan keburukan yang kita tampakkan pada orang lain.
Itulah gambaran singkat mengapa kita seringkali tanpa sadar melihat keburukan orang lain daripada kebaikannya. Dan mengapa orang baik seringkali merasa dirinya dikecewakan? “Berharap”.
Banyak di sekitar kita setelah melakukan sesuatu ia mengharapkan kebaikan yang sama dari orang lain, padahal kita tidak bisa memaksakan hal itu. Kita tidak bisa memaksakan dan berharap orang lain akan berfikir yang sama dengan kita dan melalukan apa yang kita harapkan. Bisa saja ekspektasi kita terlalu tinggi terhadap orang lain, dan berakhir kecewa ketika mereka tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Kita tidak akan pernah bisa mendapatkan kebahagiaan jika kita selalu berharap pada orang lain, kekecewaanlah yang akan hadir ketika kita terus mengharapkan keadilan dari manusia. Mengharapkan kebaikannya, mengharapkan balasan sesuai dengan apa yang kita berikan, mengharapkan sesuatu yang lebih dari orang lain.
Ketika kita sudah berusaha keras, tetapi perlakuan yang kita dapatkan kembali tidak sama dengan apa yang kita berikan. Disitulah kita sedang belajar Ikhlas. Percayalah Allah tidak akan luput atas perlakuan hambaNya, Allah akan mencatat amal baik kita sekecil apapun.
Mari biasakan diri dengan aktivitas apapun yang kita lakukan karena Lillahi ta’ala. Semoga keberkahan diraih. InsyaaAllah. Selamat datang di era saat ini, dimana orang baik lebih sedikit daripada orang jahat. Dimana orang baik justru dimusuhi oleh orang jahat.
Bukan tuntutan untuk menjadi Insan yang sempurna, karena hal itu sangat mustahil sekali terjadi di muka bumi ini. Jadilah pribadi yang bisa memberikan contoh baik kepada oranglain. Allah menciptakan beragam karakter di Bumi, ada sosok baik dan sosok jahat bukan berarti tanpa maksud. Allah Maha Adil, Allah meminta kita agar saling melengkapi & mempererat silaturahmi dengan sesama manusia. Saling mengingatkan kebenaran atas perlakuannya.
Allah Maha dalang diantara bumi dan seisinya. Bersyukurlah atas peran apa yang Allah berikan. Mari bersama-sama muhasabah diri, menjadi insan berkualitas yang lebih baik lagi.
Oleh : Aji Gunawan