Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ …..الخ
Bahwasanya setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, suci, dan bersih. Kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.
Setiap kita pasti ingin memiliki anak yang taat pada Allah, berbakti, dan berhasil menggapai cita-cita. Tidak ada jalan lain kecuali dengan mendidik mereka. Diantara ketentuannya adalah mendidik dengan Ihsan, yaitu baik dan bijaksana. Namun, pada kenyataannya mendidik dengan baik dan bijaksana bukanlah hal yang mudah, melainkan memerlukan waktu yang relatif lama dan melalui beberapa tahap. Yang pasti kita harus sabar dan ulet. Karena sesungguhnya bagaimana anak kita di masa depan adalah tergantung bagaimana kita mendidiknya saat ini. Anak diibaratkan sebagai kertas putih yang kosong, yang siap untuk diwarnai dan di bentuk. Kita, orangtualah yang memiliki tanggung jawab untuk melakukannya.
Untuk memulai metode Pendidikan yang Ihsan tersebut ada beberapa tahapan yang harus kita perhatikan. Namun, di atas segalanya tahapan pertamalah yang kemudian akan menjadi asas dan dasar bagaimana sang anak kelak.
Sebagai orangtua kita diminta untuk memulai dengan mengajarkan kalimat tauhid (laa ilaaha illa Allah) kepada anak-anak kita. Sebab Allah SWT adalah sumber segala kebaikan siapapun yang mengenal Tuhannya, dan patuh kepada Nya maka, akan sempurnalah hidupnya. Rasulullah saw bersabda : “Ajarkanlah kepada anak-anak kalian pada permulaan bicaranya kalimat ‘Laa Ilaaha illaAllaah’ dan ajarkan pula agar di akhir hayatnya ia mengucapkan ‘Laa Ilaaha illaAllaah’”. HR. Baihaqi.
Oleh : Putri Indrayani, M.Pd.I.