“Semakin bagus kemasannya semakin bagus nilai tawarnya” kurang lebih begitulah kita menilai sesuatu, kebanyakan manusia menilai dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakan, bukan sesuatu yang harus dilihat, jauh di balik sesuatu yang terlihat lalu mempertimbangkan kemudian menilainya”
Ungkapan di atas merupakan ekspresi kecewa atas ketidakfahaman seseorang terhadap salah satu profesi yang jarang diapresiasi. Sebut saja profesi “GURU PAUD”, ternyata tidak sedikit manusia masih memandang sebelah mata terhadap profesi ini, ada banyak alasan yang mereka gaungkan salah satunya bahwa, guru TK hanyalah pekerjaan sampingan yang tugasnya hanyalah bernyayi, menghibur anak menangis, dan menemaninya bermain, belajarnya pun sangat mudah hanya memberikan kertas bergambar lalu mewarnainya.
Saat ini, tidak jarang saya temui di beberapa lembaga PAUD masih membuka peluang besar untuk mereka yang hanya tamatan sekolah atas atau mereka yang tidak memiliki ijazah mengajar anak-anak PAUD. Hal tersebut semakin menambah turunnya nilai kewibawaan profesi ini karena masyarakat akan beranggapan bahwa tanpa ijazahpun profesi ini bisa didapatkan dengan sangat mudah.
Namun, tidak perlu menyalahkan lembaga ataupun masyarakat karena pada dasarnya semua harus bertanggung jawab mengapa fenomena ini sampai terjadi, siapakah yang harus bertanggung jawab? kita yang berfikir dan memahaminya, lebih-lebih peran pemerintah yang menjamin eksistensi pendidik anak usia emas ini, untuk mereduksi anggapan miring tersebut.
Dari beberapa penilaian tersebut, ternyata ada sisi lain yang sedikit orang tahu tentang profesi ini, selain terlihat hanya bernyayi-nyayi, nyatanya menjadi guru PAUD tidak semudah yang dilihat dan dibayangkan.
Ada banyak aspek lain yang dilakukan yaitu aspek keilmuan yang benar-benar dikuasai, seperti kognitif, fisik motorik, sosial emosional, bahasa, seni, moral, dan nilai keagamaan. Selain aspek-aspek tersebut perjuangan guru PAUD tidak berhenti sampai di situ.
Guru PAUD harus memberikan stimulus yang tepat untuk anak-anak agar mereka mampu berkembang dengan baik di usia emasnya. Ibarat hendak membangun istana peradapan masa depan, guru PAUD harus benar-benar mampu memastikan bahwa anak-anak akan menjadi pondasi yang kuat untuk bangunan istana tersebut. Karena jika stimulus tidak sesuai dengan perkembangan anak, maka pertumbuhannya pun akan terganggu dikemudian hari. Hanya mengajari nyayi-nyayianpun nyatanya tidak sesederhana yang kebanyakan orang tahu.
Guru PAUD harus mempersiapkannya dengan baik dan benar. Selain itu, datang lebih awal dari anak-anak adalah hal yang senantiasa dilakukan. Menyambut, menyapa mereka dengan pelukan dan terus mengumbar senyum di sepanjang mereka berada di Sekolah. Tidak peduli seberapa pun banyak masalah dan keadaan hati yang sebenarnya resah.
Selain itu, guru PAUD menemani setiap kali mereka bermain. Ada kesabaran ketulusan tersendiri ketika menghadapi dunia mereka yang sangat aktif dan menguras tenaga untuk memastikan perilaku keseharian mereka sesuai dengan adab-adab dalam bersosial baik dengan guru ataupun dengan teman bermainnya. Dan tidak jarang dari beberapa guru menggendong dan menghibur anak-anak yang sedang menangis agar tersenyum dan mau belajar kembali.
Ketika anak-anak pulang masih banyak tugas yang menunggu, yaitu memastikan semua anak-anak dijemput oleh orang tuanya. Tidak tanggung-tanggung kadang banyak dari anggota keluarga baru yang tidak terlalu kami kenal, berwajah kesal karena harus menunggu seorang guru untuk mengonfirmasi melalui telefon dengan kedua orang tuanya, memastikan bahwa penjemput adalah benar-benar anggota keluarga dari anak tersebut. Hal ini dilakukan agar anak-anak bisa sampai dan berjumpa dengan orang tua di rumah dengan selamat. Dengan begitu barulah disadari betapa mahalnya profesi kami, hanya orang-orang tertentu yang dengan hati besarnya membeli dan menikmati profesi ini dan melaksanakannya dengan sepenuh hati.
Tidak banyak harapan kami sebagai guru PAUD, selain kelak bisa melihat, menyaksikan peran besar mereka di masa depan menjadi pemimpin cerdas, berbudi luhur, dan berwawasan global untuk sebuah kemajuan bangsa yang bermartabat di peradaban baru yang akan mereka suguhkan. Jika hari ini banyak tikus berdasi di lumbung padi ibu pertiwi, maka kami tidak perlu berteriak untuk membakar lumbungnya, kami hanya akan menyiapkan otak terbaik untuk memusnahkan tikus-tikus tersebut tanpa harus membakarnya. Iya merekalah anak-anak peradaban yang kami siapkan dan kami cekoki usia emasnya dengan karakter hebat yang kelak akan menggantikan singgasana para pemimpin saat ini.
“ jaga semangatmu guru PAUD, jika ukuran materi pun difikir tidak mencukupi untuk gantikan lelah ini, maka yakinlah bahwa ada banyak uluran tangan anak-anak sholih yang kelak bisa kita harapkan, saat amal yang lain tiada bisa kita didapatkan”
Oleh : Nur Azizah, S.H.