Identitas buku
- Judul : 5 Kiat Menghadapi Persoalan Hidup
- Penulis : Abdullah Gimnastiar
- Penerbit : MQS Pulishing,Gedung MQTV Lat.3
- Cerakan/Tahun terbit : II. November 2019
- Halaman : 225 Halaman
- Harga Buku : Rp. 50.000
- Tebal Buku : 225 Halaman
Ikhtisar buku
Dunia ini diciptakan sebagai karunia bagi semua makhluk. Untuk itu, manusia berperan sebagai khalifah untuk mengelolanya namun banyak yang merasa tersiksa di dunia. Seolah-olah kehidupan dunia ini sebagai beban berat yang tidak henti dan permasalahan yang hadir seolah tidak ada ujungnya.
Kehidupan di dunia ini memang siklus masalah ketika selesai dengan satu masalah maka akan datang masalah baru bahkan tidak jarang berbagai masalah datang secara bersamaan. Namun, ada manusia yang piawai menghadapi masalah sehingga mereka bisa menghadapinya dengan baik. Namun ada juga yang tidak piawai menghadapinya sehingga tersiksa dengan kehidupannya. Yang membedakan keduanya bukanlah masalahnya, namun sikap dalam menghadapi masalah.
Menakar Persoalan, yang menjadi masalah bukanlah apa yang kita alami setiap hari atau yang tiba-tiba terjadi namun bagaimana sikap kita dalam menghadapi masalah tersebut.
Ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, apa yang kita senangi apa yang kita harapkan, kita akan merasa senang. Sebaliknya kita akan merasa kecewa ketika pekerjaan kita tidak dihargai, apa yang kita hajatkan tidak tercapai .
Jika kita tafakkuri dengan hati yang jernih.
Ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan tidak menutup kemungkinan akan membawa kita kepada masalah yang lebih besar. Dengan mendapatkan kedudukan membuat kita terkadang sombong, dengan mendapat harta membuat kita lupa daratan , apa yang kita hajatkan disampaikan oleh Allah namun terkadang membuat seorang hamba mejadi lupa bersyukur bahkan kufur akan nikmat yang Allah berikan kepadanya bahkan mendekatkan kepada kemaksiatan “ Nauzubillhi min dzalik”. Maka ini dalah persoalan besar yang perlu kita perhatikan.
Begitu pula sebaliknya kejadian yang kita tidak sukai terkadang membuat kita semakin dekat dengan Allah, membuat kita semakin bersabar, taat dan bertaubat kepada Allah hingga pertolongan Allah turun kepada hambanya.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.
Persoalan terbesar yang sesungguhnya adalah” jika kita jauh dari Allah dan kita tidak mendapatkan pertolongan Allah”.
LIMA LANGKAH MENYEMPURNAKAN IKHTIAR KITA DALAM MENGHADAPI PERSOALAN
- Siap dengan berbagai kemungkinan
Kehidupan ini mustahil selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan, maka kita asah wilayah kemampuan kita dengan tiga hal:
- Pandai-pandai meluruskan niat ( berbaik sangka )
Dengan hati yang baik mengantarkan kita untuk berkata baik, berbuat baik, bekerja baik, berhati baik, mudah -mudahan mengantarkan kita kepada pada akhir yang baik yaitu “Husnul Khatimah”.
- Sempurnakan niat dan ikhtiar
Ketika apa yang tidak kita harapkan terjadi, Hasil kerja yang kita anggap baik justru dianggap tidak baik oleh orang bahkan dianggap sangat jelek, hasil kerja kita diremehkan bahkan disepelekan, tentu hal itu tidak kita harapkan terjadi maka yang kita harus lakukan adalah istiqomah dengan niat baik kita istiqomah dalam kebaikan yang kita lakukan.
- Pasrahkan semuanya hanya kepada Allah
Apa yang kita miliki semuanya adalah titipan Allah, maka kapanpun Allah akan mengambil titipannya kita harus siap melepaskannya dengan keridoan. Disnilah tempat berlakukanya filosofi tukang parkir.
- RIDHA ATAS APA YANG TERJADI
Makna Ridha
Ridha adalah mantapnya hati dan tegaknya jiwa menerima kenyataan, Baik yang kita sukai maupun yang tidak kita sukai.
Ridha bukan pasrah begitu saja namun, ridha adalah keterampilan kita untuk realistis dengan menerima kenyataan hati menerima, pikiran dan fisik berikhtiar memperbaiki diri sehingga menemui kenyataan yang lebih baik lagi.
Ilustrasi memasak nasi yang terlalu banyak air, maka sikap kita ridha menerimanya dengan mencari daun seledri, kacang kedelai, dan suwiran daging ayam hingga menjadi bubur ayam sepesial.
Pantang Putus asa
يٰبَنِىَّ اذۡهَبُوۡا فَتَحَسَّسُوۡا مِنۡ يُّوۡسُفَ وَاَخِيۡهِ وَلَا تَايۡــَٔسُوۡا مِنۡ رَّوۡحِ اللّٰهِؕ اِنَّهٗ لَا يَايۡــَٔسُ مِنۡ رَّوۡحِ اللّٰهِ اِلَّا الۡقَوۡمُ الۡكٰفِرُوۡنَ
“Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.”
Ketika seorang hamba putus asa, merasa tidak bisa lagi mendapat kebaikan, merasa tidak ada lagi harapan, maka saat itulah dia sedang ragu kepada Allah.
Kunci keluar dari rasa putus asa adalah bertaubat sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Yusup
قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ
Ibrahim berkata: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat”.
Saudaraku, kegigihan seseorang menempa diri, dan belajar dan berlatih tidak henti menjadi faktor pengundang datangnya pertolongan Allah. Kesungguhan berdoa kepadanya, kesungguhan memaksimalkan ikhtiar untuk memperbaiki diri.
Putus asa lahir dari keringnya hati dan lisan dari zikir kepada Allah SWT sehingga syaithan semakin luas menyesatkan kita dari Allah, maka basahi lisan dan hati kita dari zikir dan doa, seberat apapun yang kita alami tidak ada tempat berlindung dan mohon pertolongan selain kepada Allah SWT.
Hati- hati dengan sikap kufur
Kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan harapan keinginan biasanya menimbulkan kekecewaan. Apalagi bagi orang yang perfeksionis standar ideal atau sempurna pada setiap sesuatu. Maka Ketika kenyataan tidak sesuai harapannya, diapun akan murung , kecewa, bahkan marah.
Ada orang yang iri dengan keberuntungan orang lain, merasa tidak sempurna ketika melihat orang yang penampilannya melebihi dirinya.
Jangan sampai kekufuran itu kita biarkan menjamur dalam hati kita hanya karena kenyataan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan karena hal itu membuat kita lupa dengan sekian banyaknya karunia Allah yang telah diberikan kepada kita. Lihatlah karunia yang begitu banyak yang sedang kita dapatkan, jangan sibuk dengan keinginan yang belum tercapai sesungguhnya syukur mendatangkan karunia Allah yang belum kita miliki. Sedangkan kufur menjadi pintu kesengsaraan yang sejati.
“ Sibukkan diri dengan bersyukur “
Rahasia menjadi Ahli Syukur adalah:
- Tidak merasa memiliki dan tidak merasa dimiliki kecuali yakin semuanya adalah milik Allah.
- Selalu memuji Allah dalam segala kondisi
- Menggunakan nikmat yang Allah telah berikan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
- Berterima kasih terhadap yang telah menjadi jalannya nikmat
Seorang Anak akan selalu mendoakan kedua orang tuanya berterima kasih kepada guru, kepada teman yang telah menjadi jalan kebaikan untuk kita.
- JANGAN MEMPERSULIT DIRI
Saudaraku, terkadang kita masih sering mendramatisasi sebuah persoalan sehingga soal yang sebenarnya sederhana jadi tampak luar biasa dan rumit. Maka hendaknya kita terbiasa mengendalikan diri. “Allah tidak akan membebani seorang hamba melainkan sesuai dengan kadar kesanggupannya”.
Musuh yang paling berat yang harus kita waspadai adalah diri kita sendiri.
Kita tidak akan celaka kecuali oleh diri kita sendiri. Orang yang menghina kita, mencaci kita, memfitnah kita tidaklah membahayakan kita sendiri. Tetapi yang membahayakan kita adalah jika kita menghina, menyakiti dan memfitnah orang lain.
Kita rendah bukan karena direndahkan oleh orang lain, tetapi karena perbuatan rendah yang kita lakukan. Kita hina bukan karena dihina oleh orang lain, tetapi karena perbuatan hina yang kita lakukan
A.Selalu ada jalan keluar
Tidak ada masalah tanpa solusi, tidak ada persoalan tanpa ada jalan keluar, sesungguhnya semua hal di dalam alam semesta ini ada dalam genggaman kekuasaan Allah, siapa yang mengizinkan suatu masalah terjadi, tentu Allah, siapakah yang maha memiliki jalan keluar? Tentu Allah.
Maka cara terbaik untuk keluar dari belenggu masalah itu adalah mendekat kepada Allah.
B. Bersabarlah
Manusia sering bersifat egois. Ketika menginginkan sesuatu, ia berdoa habis-habisan, dia berupaya sungguh-sungguh demi tercapainya yang diinginkan. Ketika berhasil dia lupa kepada Allah, bahkan ia menganggap bahwa keberhasilan itu adalah hasil jerih payah dirinya sendiri.
Sebaliknya bila kegagalan menimpanya ia kecewa, terkadang dia berburuk sangka kepada Allah, dan menimpakan kekecewaannya itu kepada siapa saja yang dianggap penyebab kegagalannya.
Padahal rasa sedih kecewa, dan kesal lahir karena terlalu berharap bahwa kehendak Allah selalu cocok dengan keinginannya. Jelas dari dua sikap tersebut ada yang terlewat, yaitu sikap Syukur dan Sabar.
- Evaluasi Diri.
Saudaraku marilah kita respon setiap peristiwa dan persoalan yang terjadi dengan evaluasi diri, seingga setiap kejadian bisa kita sikapi dengan sikapmterbaik yang Allah sukai. Evaluasi diri juga akan bermanfaat untuk Langkah kita ke depan agar lebih efektif, selamat dan bernilai ibadah di hadapan Allah SWT.
- Apa yang kita tanam itu yang kita tuai
Keburukan, kesempitan dan ketidak bahagiaan yang terjadi pada diri kita adalah diundang oleh diri kita sendiri.
Cara kita mengundangnya yaitu dengan berbuat buruk pula
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).
- Luangkan waktu untuk merenung
Kebiasan rasulullah SAW bertahannuts , Bertahannuts artinya menyendiri , menyepi ke suatu tempat yang sunyi, meditasi, menjauhkan diri dari keramaian, untuk berkontenplasi. Manfaatbertahannus pemusatan diri dalam beribadah , berpikir, mengakrabkan diri dalam beribadah, menghindari berintraksi dengan manusia, menyibukkan diri untuk menyikapkan rahasia -rahasia Allah tentang persoalan dunia dan akhirat maupun kerajaan langit dan bumi.
c. Perbaiki diri
Orang yang bijaksana adalah orang yang senantiasa membuka diri untuk dievaluasi, dikoreksi bahkan menerima kritik.
d. Memperbaiki niat
e. Memperbaiki amalan
f. Memperbaiki Ilmu
5. JADIKAN ALLAH SAJA SEBAGAI PENOLONG
Kita jadikan hanya Allah tempat kita memohon pertolongan, menyandarkan semua masalah kita, mengadukan semua masalah kita, curhatkan semua masalah kita hanya kepada Allah, maka masalah yang kita Alami akan menjadi lahan ibadah dan akan kita dapatkan hasilnya di akhirat nanti, bahkan di duniapun kita akan merasakan nikmatnya kelzatan iman dengan hanya menggantungkan semua perkara kita hanya kepada Allah SWT
Al Ansori, QH.,S.Pd.