Liburan baru saja usai. Berbagai kegiatan bersama ananda sudah dilakukan bersama, mulai dari agenda yang sudah direncanakan jauh hari atau mungkin agenda dadakan. Sejatinya liburan adalah penambahan quality time kita bersama keluarga. Ya, saya sebut menambah karena di hari-hari aktif kita, quality time juga harus tercipta.
Apa ya quality time itu? Sederhananya quality time dapat diartikan sebagai waktu yang digunakan untuk kegiatan bermakna. Quality time dalam keluarga bisa dimulai dari hal-hal sederhana seperti main bersama anak, curhat kepada salah satu anggota keluarga, hingga liburan ke luar daerah bersama keluarga tersayang. Memanfaatkan waktu dengan kegiatan-kegiatan berkualitas bersama anggota keluarga merupakan pemenuhan kebutuhan batin, diantara rasa disayangi dan kebutuhan akan perhatian sehingga bebas dari kegalauan, terlebih anak-anak yang masih sangat membutuhkan eksistensi peran dari orang tuanya.
Saat ini kebutuhan akan liburan hampir menjadi kebutuhan primer bagi sebagian kalangan. Liburan memberi arti kebahagiaan, termasuk anak-anak. Terlebih anak-anak yang saat ini sudah padat aktivitas di sekolah, serta kedua orang tua yang bekerja. Saat liburan, orang tua cenderung memberikan keistimewaan kepada anak-anaknya. Misalnya, memperbolehkan bermain game online dengan batas waktu yang melebihi hari biasanya, membeli mainan yang dia suka, atau masih banyak keistimewaan khusus saat liburan yang diberikan orang tua pada anaknya. “Ya kapan lagi, mumpung liburan” alasan mereka. Kata “mumpung” menunjukkan kondisi yang tidak rutin terjadi atau di luar kebiasaan. Tapi, kata “mumpung” itu bisa mendatangkan kesulitan dalam pembiasaan ananda. Misalnya, saat liburan anak dibebaskan waktu tidurnya, mainnya hingga belajarnya maka ketika saat hari bersekolah tiba, mereka akan sulit untuk kembali disiplin seperti saat sebelumnya. Ayah bunda pasti akan mengulang pembiasaan pendisiplinan lagi. Jika anak mudah beradaptasi lagi dengan kegiatan rutin mereka, maka mereka akan menikmati rutinitas mereka. Tapi jika mereka susah move on dari liburan, maka mereka akan cepat jenuh dalam rutinitas keseharian seperti biasa.
Tetap komitmen dan konsisten dalam pembiasaan kemandirian dan kedisiplinan anak merupakan hal yang penting dalam menumbuhkan kebiasaan baik hingga menguatkan pribadi anak dalam masa tumbuh kembang mereka, baik saat menjalani aktivitas rutin atau saat liburan. Jangan lupa menanamkan pemahaman ketika kita mengenalkan dan membiasakan suatu kegiatan, sehingga mereka memahami apa manfaat untuk diri mereka. Memang bukan hal yang mudah. Jangankan kepada anak-anak. Terkadang kita saja masih perlu untuk diingatkan akan komitmen dan kekonsistenan kita terhahap komitmen tersebut. Sehingga menjadi peran masing-masing anggota keluarga untuk saling mengingatkan dan menguatkan. Pendidikan anak menjadi tanggung jawab bersama Ayah dan Bunda, bukan masing-masing tanpa dukungan satu sama lainnya.
Oleh : Sang Putri