Berangkat dari pengalaman mengikuti pelatihan, mendapatkan ‘bintang’ menjadi sebuah acuan untuk melakukan sesuatu. Hal ini menjadi sebuah ide brilliant untuk dibawa ke dalam kelas. Caranya?
Dulu, menjadi bintang kelas adalah dambaan setiap anak atau orang tua. Namun, sekarang mendapat ‘bintang’ tidak melulu harus jadi nomor satu di kelas. “Setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda”. Kalimat yang cukup singkat tapi maknanya dalam.
Sistem ranking, juara, atau bintang kelas kini sudah bukan menjadi prioritas. Karena, ini hanyalah gambaran nilai akademis anak. Sedangkan di lain sisi, masih banyak potensi-potensi kecerdasan yang sifatnya spiritual, social-interaction, natural, musical, dan sebagainya. It needs to be seen.
“Berarti tidak ada lagi bintang kelas ya, sekarang?”
Yes, that’s totally true! No one will be a ‘star’. They will get them stars!
Apresiasi untuk setiap usaha yang dilakukan anak-anak di kelas, saya coba tuangkan dalam sebuah papan bintang yang dibuat sedemikian menarik dan stiker-stiker bintang yang siap ditebarkan. Sebuah stiker ‘bintang’ ternyata berarti besar. Hal ini ditunjukkan dengan adanya semangat mereka untuk terus maju, baik secara individu maupun tim. Kunci sedari awal; bangun rasa percaya diri anak, tanamkan sportivitas, serta hargai setiap usahanya.
“Excellence isn’t being the best; it’s doing your best” – Anonymous. Semoga cara sederhana ini mampu memacu anak untuk mengeluarkan kemampuan terbaik mereka dalam belajar.
Oleh : Febry Trsnaning Cahyani, S.Pd