Identitas Buku
- Judul Buku : Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa
- Penulis : Alvi Syahrin
- Penerbit : Gagasmedia
- Tahun terbit : 2019, cetakan kedua
- Tebal halaman : 236 halaman
- Harga buku : 88.000 (P. Jawa)
Alvi Syahrin, lahir di Ambon, 20 Januari 1992. Kini menetap di Surabaya, menimba ilmu di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Jurusan Teknik Informatika–sama sekali tidak berhubungan dengan dunia tulis-menulis. Mulanya, ia hanya senang bermain robot-robotan dengan cerita-cerita yang runtut sewaktu kecil. Seiring bertambahnya usia, robot-robot itu ditinggalkannya, tetapi ceritanya tidak akan pernah usang. Karena itu, ia memutuskan untuk menulis, untuk berimajinasi, supaya tidak pernah kehilangan masa kecilnya. Awalnya, ia hanya menulis lirik lagu–sampai sekarang, bahkan. Lalu, mulai memberanikan diri menulis cerpen-cerpen fantasi. Sempat juga menulis cerpen horor.
Namun, pada akhirnya, ia kembali pada kisah-kisah remaja yang difavoritkannya. Ia selalu ingin menulis apa yang ingin dibacanya dan berharap bisa bermanfaat bagi orang lain yang membacanya.
Ikhtisar Buku
Berawal dari kecemasan kita karena kita fokus menjadi seorang yang menjadi patokan sukses di pikiran kita. Misalnya, menurut kita sukses adalah menjadi dokter, pasti di pikiran kita, kita tidak mau kuliah jika bukan di jurusan kedokteran. Begitu juga dengan seseorang yang patokannya sukses adalah menjadi pegawai bank. Pasti dia akhirnya tidak mau kuliah jika bukan di jurusan ekonomi. Dan akhirnya kita menunggu tahun depan untuk mendaftar lagi di jurusan yang kita inginkan. Ini yang mengakibatkan banyak jurusan yang kita pikir kurang berpeluang untuk mencari kerja, akan menjadi sedikit peminat, padahal beberapa tahun kedepan, bisa jadi jurusan yang kita “tolak” itu malah menjadi trend dan banyak peluang kerja.
Jauh sebelum kesuksesannya, Bill Gates mempelajari bahasa pemrograman saat teknologi masih belum maju seperti sekarang. Dia mendirikan Microsoft tahun 1975. Apakah di tahun 1975 teknologi sudah secanggih sekarang? Apakah Bill Gates mengikuti standar kesuksesan pada jaman itu?
Berbeda dengan JK Rowling. Dia bukan pengusaha, dia bukan CEO muda, tanpa didukung teknologi juga. Dia hanya penulis yang masuk dalam daftar orang-orang yang berpengaruh di dunia.
Nama-nama yang saya sebut di atas bukan ukuran sukses, tapi hanyalah sebuah contoh
sederhana, yang membuktikan bahwa meskipun kita tidak mengikuti trend, kita juga bisa sukses dengan cara kita sendiri.
Jadi sukses itu apa?? Banyak uang?
Sukses itu apa?
Waktu kecil, kamu pasti sering ditanya “Apa Cita-citamu?”
Dan kamu akan menjawab “Dokter”
Dengan dalih bisa mengobati orang yang sakit dan bisa punya banyak uang.
Beberapa tahun kemudian, cita-citamu berubah menjadi Manager sukses di salah satu perusahaan.
Beberapa bulan kemudian, cita-citamu berubah lagi ingin menjadi pengusaha karena dipikir-pikir, jadi pegawai yang hanya disuruh-suruh oleh bos dan dikejar target, akan membuatmu kewalahan.
Dan ternyata, di usiamu saat ini, banyak temanmu yang lebih sukses, yang pangkatnya dan gajinya lebih tinggi daripada gajimu.
Haruskah kamu berkecil hati? Haruskah kamu overthinking?? Kalau Mau sukses, jadilah dokter.
Kalau mau sukses, jadilah pengusaha.
Kalau mau sukses, jadilah CEO muda di perusahaan startup yang sedang melejit.
Kalau mau sukses, jadilah kayaraya, keliling dunia, dan sebarkan di instagram dengan dalih supaya-orang-termotivasi.
Kalau kita punya pikiran seperti ini, BUANG.
Kita tidak seharusnya punya standar kesuksesan. Bodo amatlah pada omongan netizen, pada standar-standar kesuksesan yang dibuat oleh Media Sosial.
Bill Gates tidak lahir ke dunia ini, lalu menyadari “Aku akan membuat Microsoft!” Steve Jobs tidak bangun dari tidurnya lalu berkata “Aku akan membuat Apple” Lihat, mereka juga bermula dari “Tapi, aku gak tahu mau jadi apa”
Namun mereka melakukan sesuatu, dan menekuninya. Percayalah, kamu juga akan begitu suatu saat nanti
~ Sukses dengan caramu sendiri ~
Apakah sukses itu harus sekolah yang tinggi?
Apakah sukses itu harus kerja di perusahaan besar? Jawabannya TIDAK
Banyak pemilik toko Bakery terkenal yang mempelajari membuat kue secara otodidak. Banyak penerjemah komik / novel yang hanya mengikuti les bahasa online dari youtube Banyak juga pemilik cafe di pinggir jalan yang mempelajari resep dari Google.
Jadi, banyak pilihan-pilihan yang bisa kita gapai tanpa harus terpaku pada tujuan kita.
Orang sukses itu melakukan sesuatu, dan menekuninya
Jadi yang perlu kita lakukan hanyalah fokus pada sesuatu yang menjadi imipian kita. Tidak dipungkiri bahwa disetiap jalan yang kita tempuh itu pasti ada kendala.
Oleh Nita Yolanda, S.Pd.