Pada wajahku yang gelap
Apa yang bisa kau cinta?
Kecuali bongkah tanah Bali ku yang ranggas dan tua
Pada mataku yang kusam
Apa yang bisa kau lihat?
Kecuali tatapan
Berat menimbun kantuk pekat
Pada rambutku yang kumal
Apa yang bisa kau hirup?
Kecuali bau peluh dan mimpi – mimpi yang keruh
Pada tanganku yang hampa
Apa yang bisa kau damba?
Kecuali doa doa yang mekar di langit purba
Pada kakiku yang pegal
Apa yang bisa kau tunggu ?
Kecuali kesanggupannya menempuh masa menyeret derita dan air mata
Pada tubuhku yang tak terpelihara
Apa yang bisa kau bangga ?
Kecuali jika menembus rekor MURI
Sebagai tubuh yang paling setia
Menyimpan rongsokan – rongsokan luka puluhan tahun lamanya.
Adakah karena yakin dari hati sejati
Akan mekar matahariku kemari ?
Inilah aku …
Oleh : Ridhawiyatul Lutfiah, Amd. Pi