- Hak Orang lain atas Harta Kita
Ada hak orang lain di dalam harta yang diberikan oleh Allah kepada kita.
وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ
Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. (QS. Adz-Dzariyat : 19)
- Hak Orang lain atas Lisan Kita
- Orang Lain Mempunyai Hak untuk Kita Panggil dengan Panggilan-panggilan yang Baik.
Berikut adalah bunyi dari surah Al-Hujarat ayat 11:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُوا۟ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلْأَلْقَٰبِ ۖ بِئْسَ ٱلِٱسْمُ ٱلْفُسُوقُ بَعْدَ ٱلْإِيمَٰنِ ۚ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
- Orang Lain Mempunyai Hak untuk Kita Tutupi aibnya.
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا ۗ اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman, Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang.”
- Orang Lain Mempunyai Hak untuk Kita Beri Nasihat.
Jika ada kesalahan yang dilakukan oleh orang lain, maka kewajiban kita adalah menasehatinya. Hendaklah kita menasehati dengan lembut, berbicara dengan baik, menasihati tidak didepan orang lain dan tidak berlama-lama.
Imam Syafi’i dalam syairnya menyatakan:
Berilah nasihat
kepadaku ketika aku sendiri,
dan jauhilah memberikan nasihat di
tengah-tengah keramaian
Karena nasihat di tengah-tengah
manusia itu termasuk satu jenis pelecehan yang aku tidak suka mendengarkannya
Jika engkau menyelisihi dan menolak
saranku,
maka janganlah engkau marah jika
kata-katamu tidak aku turuti
- Orang Lain Mempunyai Hak untuk Kita Bahagiakan.
Maka berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari kerida’an Allah. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Qs. Ar Rum 38.
Ketika kita membahagiakan orang lain dengan lisan dan tindakan kita, maka Allah pun juga akan membahagiakan kita.
Oleh: Ustadzah Ika Novita Sari, S.TP