DELAPAN MATA AIR KECEMERLANGAN

Identitas buku

  • Judul                                : Delapan Mata Air Kecemerlangan
  • Penulis                                  : Anis Matta
  • Penerbit                                : Tarbawi Press
  • Cetakan/Tahun terbit           : V/2014
  • Terdiri dari                           : 9 Bab
  • Harga Buku                          : ± Rp. 87.000
  • Tebal Buku                           : 259 halaman

Ikhtisar buku

            Buku ini ditulis oleh Anis Matta, yang juga merupakan tulisan lengkap dari semua ide beliau tentang model manusia Muslim dan peta jalan pengembangan diri menuju puncak kecemerlangannya. Ide-idenya secara dinamis mengalami perkembangan, karena memang ia lahir dari pergulatan batin dan pemikiran yang panjang.

            Ia juga menjelaskan bahwa semua itu ternyata masalah model manusia muslim modern yang paling fundamental yang mengalami keterbelahan pribadi. Dengan permasalahan yang ada inilah yang membuat Anis Matta merumuskan model manusia muslim dan rahasia-rahasia kecemerlangan yang dapat menjadi peta jalan perkembangan pribadi pembaca.

            Dalam buku ini Anis Matta membagi 9 bab, adapun bab-babnya sebagai berikut:

Bab 1 : Model Manusia Muslim : berbicara tentang bagaimana seharusnya seorang menjadi, tetapi keunikan individualnya berbicara tentang manusia muslim sebagaimana Ia adanya. Model manusia muslim berbicara tentang idealitas sementara keunikan individual manusia muslim berbicara tentang realitas kepribadiannya.

Bab 2 : Mata Air Pertama Konsep Diri : di bagian kedua menyadarkan kepada pembaca untuk mempertemukan antara kehendak Allah dengan  kehendak dirinya antara idealitas model manusia muslim dengan realitas keunikan individualnya. Mempertemukan antara model manusia muslim yang ideal dan universal dengan kapasitas dirinya yang nyata dan unik.

Bab 3 : Mata Air Kedua Cahaya Pikiran : Di bagian ketiga ini  mendorong kepada para pembaca menyadarkan bahwasanya segala perubahan, perbaikan, dan pengembangan kepribadian itu harus selalu dimulai dari pikiran kita, sebab tindakan perilaku sikap dan kebiasaan kita sesungguhnya ditentukan oleh pikiran-pikiran yang memenuhi benak kita. Bukan hanya itu semua emosi atau perasaan yang kita rasakan dalam jiwa kita seperti kegembiraan dan kesedihan juga ditentukan oleh pikiran-pikiran kita, maka dari itu poin penting dari bab ini adalah Kita sebenarnya adalah apa yang kita pikirkan.

Bab 4 : Mata Air Ketiga Kekuatan Tekad : Di bagian ketiga penulis menyampaikan bahwa pikiran tidak akan pernah berujung dengan tindakan jika ia tidak turun dalam wilayah hati dan berubah menjadi keyakinan dan kemauan, serta kemudian membulat menjadi tekad begitu ia menjelma jadi tekad maka ia memperoleh energi yang akan merangsang dan menggerakkan tubuh untuk melakukan perintah-perintah pikiran.

            Anis Matta menegaskan bahwa kekuatan dan kelemahan kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh sebesar apa tekadnya yang merupakan energi jiwa dalam dirinya, tekad yang membaja akan meloloskan setiap pikiran di seluruh prosedur kejiwaan dan segera merubahnya menjadi tindakan

Bab 5 : Mata Air Keempat Keluruhan Sifat : Di bagian ini dikatakan bahwa orang-orang besar yang pernah menorehkan kecemerlangan dalam sejarah umat manusia dengan karya-karya besar dan monumental mereka dengan kontribusi mereka yang abadi kepada kemanusiaan biasanya selalu hadir dengan pesona keluhuran karakter yang menjadi rahasia kecemerlangan mereka dengan apa kemudian mereka menyihir zaman mereka

Bab 6 : Mata Air Kelima Manajemen Aset Fundamental : Pikiran-pikiran besar dan kemauan-kemauan besar selalu membutuhkan daya dukung yang juga sarana besarnya salah satunya dalam bentuk pengelolaan dua asas fundamental secara baik yaitu kesehatan dan waktu.

Bab 7 : Mata Air Keenam Integrasi Sosial : bagian ini menegaskan bahwa lingkungan sosial kita harus dipandang sebagai wadah kita untuk menyemai semua kebaikan yang telah kita kembangkan dalam diri dan menyebarkan bunga-bunga kebaikan di taman kehidupan masyarakat kita

Bab 8 : Mata Air Ketujuh Kontribusi : Di sini menegaskan bahwa kehadiran sosial kita tidak boleh berhenti pada tahap partisipasi, harus ada langkah yang lebih jauh dari itu, harus ada karya besar yang kita kontribusikan kepada masyarakat yang berguna bagi kehidupan mereka, yang nanti akan dicatat sebagai jejak sejarah kita dan sebagai amal unggulan yang membuat kita cukup layak mendapatkan ridho Allah subhanahu wa ta’ala dan sebuah tempat terhormat dalam surga-nya.

Bab 9 : Mata Air Kedelapan Konsistensi : Poin penting dalam bab ini yaitu adalah menegaskan bahwa sebagai manusia beriman kita meyakini sebuah prinsip bahwa bagian yang paling menentukan dari seseorang adalah akhir hidupnya. Maka persoalan paling berat yang kita hadapi sesungguhnya bukanlah mendaki puncak gunung Tetapi bagaimana bertahan di puncak gunung itu  hingga akhir hayat.

Finally, Anis Matta menuliskan ide-idenya yang berkembang secara dinamis yang berasal dari pergulatan batin dan pemikiran yang panjang ketika berusaha mengintegrasikan kembali antara pribadinya sebagai entitas yang unik dengan Islam sebagai ideologi. Ini yang menurut saya sangat penting untuk kita pelajari bahwa tidak mudah mempertemukan kembali manusia-manusia dengan mata air kecemerlangan mereka, agar pesona kebenaran islam berdiri bersampingan dengan pesona kepribadian seorang muslim.

Oleh: Okik Hadi Saputro, S.Pd.

Share Yuk ...

Leave a Replay