Identitas Buku
- Judul : Cherish Every Moment
- Penulis : Arvan Pradiansyah
- Penerbit : Elex Media Komputindo
- Cetakan/Tahun Terbit : 2007
- Terdiri dari : 22 Bab (Masing-masing bab terdiri dari pertanyaan mengenai permasalahan yang ada)
- Harga buku : Rp 38.346,00
- Tebal buku : 322 halaman
Ikhtisar Buku
Dalam buku ini terdapat 22 Bab yang terdiri dari :
- Pada bab 1 buku ini menjelaskan bagaimana cara kita menikmati setiap momen yang kita punya tanpa ada penyesalan (Cherish Every Moment), entah itu mulai dari momen yang kecil hingga momen yang besar dalam kehidupan kita. Cara tersebut adalah dengan menganggap bahwa hari ini adalah hari terakhir kita.
- Pada bab 2 buku ini menjelaskan bahwa hidup itu pilihan (Lif Is a Choice). Terkadang kita tidak menyadari bahwa hidup kita itu penuh dengan pilihan, entah itu kecil ataupun besar. Bahkan penulis juga memberikan saran agar kita dapat membuat pilihan yang tepat dengan cara “SPP” yang artinya Stop, Pikir, Pilih. Selain itu di dalam bab ini juga penulis menjelaskan bahwa kita harus menjadi tuan dalam kehidupan. Jangan sampai orang lain yang memegang kendali atas kehidupan kita.
- Pada bab 3 buku ini dalam bab ini penulis menjelaskan bahwa masih banyak orang yang tidak tahu kemana mereka akan mengarah (Do You Know Where You’re Going to?). Karena dalam kehidupan ini kebanyakan orang-orang hanya sibuk bekerja sehingga dan tidak memiliki waktu untuk merenung dan memikirkannya, sehingga menjadikannya Human Doing yang hanya terus menerus bekerja padahal menjadi manusia seutuhnya adalah Human Being.
- Pada bab 4 buku ini menjelaskan bagaimana cara menjaga pikiran, tubuh, dan jiwa (Health Mind, Body, and Soul). Menurut penilitian membuktikan bahwa 80% penyakit fisik diakibatkan karena karena faktor pikiran. Jadi dengan menjaga pikiran-pikiran kita dari makanan (yang dimaksud dengan makanan yang masuk kedalam pikiran kita) yang tidak sehat dapat menjaga kesehatan tubuh dan jiwa kita.
- Pada bab 5 buku ini penulis menjelaskan bahwa kita harus mempunyai hubungan yang baik dengan semua orang yang berinteraksi dengan kita, bagaimana caranya? Yaitu dengan membuat Rekening Kepercayaan. Karena inti dari sebuah hubungan antar manusia adalah trust atau kepercayaan. Kepercayaan inilah yang akan menentukan kualitas hubungan kita dengan orang lain.
- Pada bab 6 buku ini membahas tentang Orang Brengsek Guru Sejati. Dalam bab ini penulis menjelaskan bahwa kita dapat belajar tentang kehidupan lebih banyak dari orang-orang brengsek daripada orang-orang baik, mengapa?. Karena orang-orang brengsek selalu membuat kita merasakan marah, kesal, dan sakit yang mana perasaan seperti ini tidak mudah hilang dan bahkan kita memikirkannya berhari-hari. Tapi dengan apa yang mereka lakukan kita tahu apa yang mereka lakukan jangan sampai hal tersebut kita ikuti. Dalam bab ini penulis juga berkata bahwa “orang-orang baik memberikan manfaatnya berupa persahabatan, cinta , dan kasih sayang, sementara orang-orang yang jahat memberikan manfaatnya kepada kita dalam bentuk pelajaran-pelajaran yang menyakitkan tapi membangun spiritualitas kita”.
- Pada bab 7 buku ini penulis membahas tema Tuhan, Marahkah Kau Kepadaku?. Seperti yang kita ketahui kita selalu mendapat musibah dan bencana alam yang kita alam akhir-akhir ini, dan yang pertama kali muncul dalam pikiran kita adalah Why. Penulis menjelaskan bahwa tuhan sebenarnya tidak marah karena sebelum terjadinya bencana tuhan telah memberikan tanda-tanda tapi kita tidak pernah mempelajarai tanda-tanda itu, karena perilaku kita adalah menangani bencana bukan mengantisipasi bencana.terdapat 2 solusi yang penulis sampaikan yang pertama yaitu dengan mengantisipasi bencana dan yang kedua adalah pasrah. Pasrah yang dimaksud disini adalah Do the best and let God do the rest.
- Pada bab 8 buku ini penulis menjelaskan bahayanya AIDS. AIDS yang dimaksud dalam bab ini adalah Arogan, Iri, Dengki, dan Serakah, penyakit ini merupakan 4 penyakit hati yang paling berbahaya.
- Pada bab 9 buku ini penulis membahas tentang Makanan-Makanan Pikiran. Seperti yang sudah terbahas dari bab sebelumnya bahwa 80% penyakit fisik justru disebabkan oleh penyebab-penyebab non fisik yaitu pikiran kita. Ada sebuah pepatah lama yang mengatakan You are what you eat. Jika kita ingin mengetahui kualitas seseorang lihat saja apa yang ia tonton. Penulis memberikan solusi agar kita melakukan diet dan harus dengan kesadaran, dan juga harus secara sadar mengawasinya.
- Pada bab 10 buku ini penulis mengankat tema Apa Yang Paling Penting. Topik ini sangat penting karena masih banyak orang yang tidak mengetahui apa yang paling penting dalam hidupnya. Dan untuk mengetahuinya kita harus merenungkan diri, jangan pernah membiarkan orang lain mendefinisikan apa yang penting dan apa yang tidak penting bagi kita.
- Pada bab 11 buku ini membahas tentang Berhentilah Menyalahkan Orang Lain. Penulis menjelaskan setiap ada masalah kita telunjuk kita senantiasa menunjuk keluar, penulis berkata hal ini merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri dan merupakan hal yang baik namun dalam mekanis selanjutnya pertahanan diri ini berkembang menjadi ketidakmauan kita untuk untuk mempertanggungjawabkan perbuatan kita. Terdapat 3 tips agar kita berhenti menyalahkan orang lain, pertama berdamailah dengan ketidaksempurnaan kita harus menerima segala yang telah terjadi dengan lapang dada, kedua dalam menghadapi setiap masalah jangan berkutat pada pertanyaan Why tapi coba tanya What, ketiga adalah dengan cara mengubah bahasa-bahasa kita.
- Pada bab 12 buku ini penulis mengankat tema Orang Beragama Atau Orang Baik?. Topik ini sangat penting untuk menjadi bahan renungan kita semua, secara umum kita sering beranggapan bahwa orang beragama pasti orang baik namun ternyata kita salah. Fakta dilapangan mengakatan orang yang beragama tidak selalu baik dan orang yang baik tidak selalu beragama.
- Pada bab 13 buku ini membahas tentang Disiplin. Disipin itu sanga sulit karena kita tidak mengetahui apa manfaatnya. Banyak orang yang melihat disiplin sebagai sesuatu yang mengikat dari luar, sesuatu yang merupakan paksaan dari orang lain, sesuatu yang sangat sulit, sangat berat dan membutuhkan kerja keras. Padahal hanya disiplinlah yang dapat membuat kita menjadi sukses dan membuat hidup kita menjadi lebih indah.
- Pada bab 14 buku ini membahas tentang Hubungan Segitiga. Hubungan segitiga yang dimaksud penulis dalam bab ini bukan tentang hubungan perselingkuhan, hubungan yang dimaksud adalah hubungan antara kita, orang lain, dan Tuhan. Dalam hubungan manusia kita hanya mengenal 2 pihak, yaitu kita dan orang lain. Dalam hubungan yang bersifat 2 pihak ini yang paling berperan adalah stimulus dan respon. Padahal tidak ada hubungan yang bersifat 2 pihak. Mengapa? Karena tuhan senantiasa terlibat di dalamnya. Dalam kondisi dan situasi apapun Tuhan senantiasa menjadi pihak ketiga.
- Pada bab 15 buku ini membahas tentang Cinta, Jangan Kau Pergi. Kalau kita berbicara tentang cinta sering kali yang kita maksud adalah DICINTAI dan bukan MENCINTAI. Menurut penulis dicintai dulu baru mencintai adalah pernyataan yang salah karena dicintai selalu berfokus pada diri sendiri. Penulis juga mengakatan bahwa mencintai adalah sebab, sementara dicintai adalah akibat. Jadi kalimatnya begini, “Saya dicintai karena saya mencintai” bukan “Saya mencintai karena saya dicintai”.
- Pada bab 16 buku ini membahas tentang Mengapa Kita Sulit Memuji Orang Lain?. Penulis menjelaskan bahwa seseorang susah untuk memuji orang lain karena kita sering melihat seseorang hanya sebelah mata dan mereka juga merasa bahwa dengan mereka memuji orang lain mereka akan kehilangan sesuatu.
- Pada bab 17 buku ini penulis menjelaskna bahwa masalah-masalah yang kita alami dalam hubungan kita dengan orang lain kebanyakan berakar dari kurangnya kemauan kita untuk saling mendengarkan (Dengarkan Saja!).
- Pada bab 18 buku ini membahas tentang Memiliki atau Menikmati?. Penulis menjelaskan bahwa banyak orang yang memiliki banyak hal dan mampu membeli apa saja. Padahal orang “kaya” dalam arti sesungguhnya bukanlah orang yang memiliki banyak harta tetapi ortang yang dapat menikmati apapun yang ia miliki.
- Pada bab 19 buku ini membahas tentang Don’t Sweat The Small Stuff. Dalam hidup kita sering kali meributkan banyak sekali hal-hal yang sebenarnya kecil. Padahal hidup ini sangat singkat, “Life is too short to worry”. Hidup ini terlalu singkat untuk kita cemaskan.
- Pada bab 19 buku ini membahas tentang Buat Apa Berlapar-lapar Puasa?. Penulis menjelaskan bahwa dalam bab ini penulis tidak akan memandang puasa dari sisi agama dan juga tidak akan membahasnya dari sisi kesehatan. Kita akan membahasnya dari sisi perilaku.
- Pada bab 20 buku ini penulis menjelaskan tentang Mohon Maaf Lahir dan Batin. Saat Idul Fitri tiba kita akan bersilaturrahmi mengunjungi kerabat kita atau tetangga kita, tapi apakah kita benar-benar memahami kata-kata mohon maaf lahir dan batin?
- Pada bab 22 buku ini membahas tentang Mulai Sekarang Berhentilah Bekerja!. Penulis menjelaskan banyak ditemukan para profesional yang bekerja semata-mata karena uang. Mereka tidak menikmati pekerjaannya. Mereka tidak bekerja dalam bidang yang mereka minati. Mereka juga tidak bekerja dalam bidang yang mereka kuasai. Tapi mereka sungguh tidak peduli. Yang penting mereka bisa mendapatkan uang. Itu saja.
Oleh : Muthi’ah Sabilillah Hakim