Cerita itu bermula dari sini

Pagi yang cerah untuk memulai aktivitas. Langkah kaki Alesha begitu bersemangat memasuki gerbang sekolah. Senyum ceria tampak lebar di wajahnya. Semangatnya begitu menggebu pagi ini. Salam ramah tak lupa ia haturkan kepada satpam penjaga gerbang sekolah. Dengan seragam putih abu yang menjadi kebanggaan setiap anak SMA, Alesha bersenandung kecil menuju kelasnya.

Alesha adalah siswi kelas XII yang sangat populer di sekolahnya. Wajahnya yang rupawan menjadi salah satu alasan kepopulerannya. Namun tidak hanya cantik, Alesha juga termasuk anak yang cerdas. Di kelas XI Alesha menjadi juara umum kedua. Ia juga menjadi sekretaris OSIS. Dan tidak hanya akademis, Alesha juga pandai bermain basket. Alesha bahkan terpilih menjadi kapten tim basket tahun ini. Kepopuleran Alesha tidak hanya sampai di situ. Alesha bahkan mejuarai kompetisi melukis terbuka untuk seluruh siswa Sekolah Menengah Atas yang di selenggarakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

Alesha begitu sempurna dengan sederet prestasi yang ia dapat. Hidupnya seakan benar-benar sempurna dengan orang tua yang sangat mensupportnya. Alesha juga beruntung dilahirkan di keluarga yang sangat mampu. Ayahanda Alesha adalah seorang Duta Besar Indonesia untuk Inggris. Ibunda Alesha merupakan designer terkenal negeri ini.

Tidak hanya itu, keluarga Alesha bahkan memiliki perusahaan raksasa di negeri ini. Yah, Alesha bisa dikatakan selebriti di balik layar. Meski ia tak pernah secara langsung bermain sinetron atau menjadi bintang film atau bahkan hanya sekedar lewat dalam iklan di tv, tapi secara tidak langsung nama Alesha menjadi salah satu daftar pencarian nama orang di berbagai media. Well, cantik berbakat kaya raya ada alasan lain yang bisa membuat Alesha menjadi tidak popular? I think no.

“Pagi Alesha ..” sapa teman-temannya. Tidak  ada yang bisa mengabaikan Alesha kalau lewat. Dan Alesha tak pernah mengabaikan sapaan teman-temannya “ Pagi …”dengan senyum yang selalu ramah dan akan selalu ia berikan.

“Hei, beb ..seneng banget sih pagi ini?” sapa Zeta salah satu sahabatnya.

“Hei ..I miss you ma bebi Zi!” Seru Alesha gembira sambil memeluk dan menciumi pipi sahabatnya itu.

“Miss me? Are you sure? Are you really all right dear?” Tanya Zeta bingung dan pasrah pipinya diciumin sahabatnya.

“Yes, of course. I’m really really all right! Look! How beautiful sunshine today. Aaaahhh ..and don’t you feel the air Zi? It’s so fresh. I love this day so much” kata Alesha melangkah meninggalkan Zeta di belakangnya yang semakin bingung. Penasaran ada apa dengan sahabatnya ini.

“Wait Sha ..are you drunk? Or sink or ..” tanya Zeta penasaran sambil menempelkan tangannya di dahi Alesha.

“Hahaha …I’m good Zi, really!” Alesha tertawa melihat sahabatnya khawatir.

“Hei ..what’s happening? Ada yang terlewatkah?” Radit bergabung bersama si bongsor Benu.

Sambil mengunyah ciki Benu ikutan bergumam “Hooh ..rame amat.” Melihat Benu dengan mulut penuh ciki, Alesha gemas ingin menjailinya. Dirampasnya ciki yang Benu pegang.

“Benu! Ini lho masih pagi. Sarapan kamu udah beginian aja. Cari sarapan lain yang lebih sehat dong!” kata Alesha sambil memelototi Benu. Benu yang di pelototi Alesha, ciut.

“So can you tell what’s happening Sha? Lu tuh aneh banget soalnya pagi ini. Dan tidak seperti biasanya. Well, meski biasanya lu juga tetep kasi senyum ramah lu ke semua orang, meski lu juga bakal bales sapaan setiap makhluk yang nyapa lu, but today is ..hmm special I think.” Zeta masih penasaran.

“Well ..siap-siap teman-teman .. I will announce you guys ..terererererre …oh wait, Genta mana?” Alesha, Zeta, Radit, Benu, dan Genta adalah sahabat. Alesha dan Zeta sudah bersahabat sejak kecil. Sementara Radit, Benu dan Genta baru bergabung dalam squad sejak masa orientasi siswa di SMP. Dan mereka pun melanjutkan ke SMA yang sama. Jadi persahabatan mereka sudah cukup lama. Makanya tidak heran jika kemana-mana mereka selalu saja berbarengan meski kelas mereka berbeda. Pagi ini pun begitu, Alesha harus menahan pengumumannya karena sahabatnya belum muncul satu.

“Genta di Mushola tadi gak tahu sekarang dimana.” Celetuk Benu.

“Belakangan ini Genta rajin banget nongkrong di Mushola ya?” tanya Zeta.

“Ya bagus dong Zi ..punya temen ustadz satu hmm” kata Alesha yang disambut tawa yang lain. “Yuk ah kita samperin” ajak Alesha.

“Taro tas kamu dulu kali Sha.” Potong Radit.

“Ah ntaran aja sekalian maasuk kelas. Masih jam 7 ini.” Ujar Alesha.

Mereka pun bergegas menuju Mushola. Tidak salah lagi Genta masih di Mushola sedang mengaji. Mereka pun berbarengan mendekati Genta yang tampak sedang khusyuk mengaji. “Assalamu’alaikum ustadz Genta izzani Al farisi.” Sapa mereka serentak. Seketika itu pula Genta menoleh.

“Shodakallahul’adzim.” Genta mencium Al Qur’annya dan kemudian menutupnya. “Wa’alaikumsalam ..” sahut Genta kemudian.

“Ta gue mau kasi pengumuman sama lu semua.” Kata Alesha dengan semangat. “Lukisan gue yang gue kasi judul Srhi itu bakal di pajang di pameran lukisan yang di adakan IKJ minggu depan. Lu semua kebayang dong, lukisan seorang Alesha itu nanti bakal bersanding dengan lukisan-lukisan terkenal sekelas affandi, Barli Sasmitawinata , I nyoman Gunarsa dan para Maestro lainnya. So lucky I am!” Dengan mata berbinar-binar Alesha memberitahukan sahabat-sahabatnya itu perihal apa yang membuat ia begitu senang dan bersemangat pagi ini.

“Waaaaaaaahhh …congrats Sha!” Peluk Zeta.

“Waaaahhhh ..bangga saya punya teman kaya kamu Sha. Selamat ya pren!” Kata Radit bangga menyalami tangan Alesha dengan erat.

“Aku juga bangga sama kamu Sha. Selamat ya Sha ..barakallah.” Kata Genta tulus.

“Selamat lho ya Sha ..bangga gue sama lu. Gak percuma gue temenan sama elu.” Kata Benu ikut bersemangat.

“Ngomong apa sih lu Benu …” Gemas Alesha mencubit pipi tembem Benu.

.              .           .           .           .           .           .           .           .           .           .           .           .

Seminggu telah berlalu sejak pengumuman yang membanggakan dari Alesha. Alesha pun sudah kembali beraktivitas setelah minggu kemarin sering izin kegiataan sekolah karena harus menyiapkan segala macam yang diperlukannya untuk pameran perdana lukisannya. Dan tentu saja jerih payahnya tidak sia-sia. Lukisannya sangat diminati oleh pengunjung kala itu. Dan pada akhirnya lukisan yang kata Benu sebenarnya kurang berestetika itu terjual cukup mahal kemarin. Sungguh pencapaian baru yang sangat membanggakan oleh Alesha.

“Sha, tolong buatkan pengumuman pemilihan ketua rohis ya untuk minggu depan. Pengumumannya harus segera selesai. Kalau bisa sebelum pulang sekolah sudah kamu berikan ke saya ya.” Dika si ketua OSIS memberi instruksi kepada Alesha.

“Kok mendadak banget Dik? Biasanya kalau ada pemilihan gini paling nggak kamu berikan ke aku sebulan sebelumnya. Jadi ini kesannya mendadak kebangetan.” Kata Alesha bingung

“Ya soalnya si Amry ketua Rohis yang sebelumnya mengundurkan dirinya juga dadakan.”

“Emang masalahnya pelik banget ya sampai gak bisa ditunda dulu mundurnya?”

“Gak bisa Sha. Amry udah buat kesalahan fatal yang mengganggu prinsip dari ke-Rohisan itu.”

“Penasaran ..” Kata Alesha sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Udah ..gak usah penasaran. Buat aja itu pengumumannya biar cepet selesai.”

“Trus kandidatnya?” mata Alesha terbelalak melihat nama-nama kandidat calon Ketua Rohis. Ada nama Genta tertulis di atas kertas yang sedang ia pegang.

“Udah ada di kertas yang saya berikan kamu itu tadi.” Jawab Dika sambil menunjuk kertas yang sekarang ditatap Alesha.

“It is real? Hmm I mean nama-nama ini udah lulus uji untuk jadi kandidat?” tanya Alesha tidak menyangka ada nama Genta disana.

“Sudah di uji minggu lalu. Kamunya sih minggu lalu sibuk banget jarang ada di sekolah. Hmm udah beneran jadi selebritis ya?” goda Dika.

“Ish, apaan sih kamu Dik. Hmm ..ini Genta itu kan?”

“Iya Genta Izzani Al farisi. Sahabat tercintamu itu.”

“Sejak kapan dia sudah dilirik untuk menjadi kandidat?”

“Sudah sejak lama. Lha kamu lho sahabatnya Sha masak gak tahu kalo Genta itu calon imam besar?” ujar Dika sambil lalu

Masih terkesan mengetahui sahabatnya akan menjadi ketua Rohis sekolah, Alesha hanya bisa menatap punggung Dika yang menjauh. Alesha masih tidak menyangka Genta, sahabat yang entah sejak kapan ia sudah menjadi sangat agamis akan menjadi calon ketua rohis sekolah.kalu diingat-ingat sudah sejak kelas XII ini Genta memang sudah sangat jarang nongkrong sama Alesha dan sahabat-sahabatnya yang lain. Genta yang di kenal paling pendiam, paling pintar, paling realistis dan satu-satunya saingan terberat Alesha ini akan menjadi calon ketua salah satu organisasi yang cukup berpengaruh di sekolah selain OSIS. Dan sejak kapan Genta bergabung dengan rohis?

 

Bersambung….

 

Oleh : Fitri

Share Yuk ...

Leave a Replay