Ayah bunda, apa kabar? Semoga kita semua dalam suasana hati yang selalu bahagia. Karena bahagia itu energi untuk selalu menjadi orang yang produktif. Produktif dalam beribadah, produktif dalam menghasilkan karya, ataupun produktif dalam bekerja.
Saat ini kita sebagai orang tua diberikan titipan yang paling berharga oleh Alloh Swt. Yaitu buah hati kita, putra putri yang selalu membuat hati kita riang, penuh cinta, atau mungkin kadang-kadang membuat hati kita menjadi “gemas”. Dalam perjalanannya itu semua berjalan sesuai dengan fitrahnya. Namun, di sisi lain. Kita harus membayangkan dan harus mengimajinasikan dalam fikiran kita bahwa buah hati adalah titipan yang tak boleh disia-siakan apapun kondisinya.
Jika kita dititipi anak orang lain. Kita menjaga anak tersebut sebaik mungkin. Jangan pernah sedikitpun tergores kulitnya. Diberi hadiah, makanan yang sehat, dijaga, dirawat, sampai anak tersebut dijemput oleh orang tuanya.
Begitu juga seharusnya ketika kita diberikan hadiah terindah oleh Alloh Swt. Kita akan menjaganya jauh lebih baik. Dirawat, didampingi, diperhatikan, diajarkan tentang cara mengenal Tuhannya. Didampingi bagaimana buah hati kita menyiapkan diri untuk menjadi calon pemimpin ke depan. Termasuk juga ayah bunda harus mendapatkan partner yang sesuai dengan visi misi ayah bunda dalam mendampingi dan mengantarkan Ananda menjadi pribadi yang berjiwa pemimpin.
Ayah bunda, mari bersama-sama kita imajinasikan bahwa kicauan dan ocehan buah hati kita saat ini. Itulah modal mereka saat sudah besar untuk menarik simpati orang lain. Itulah modal mereka untuk memimpin timnya yang hebat. Pertanyaan-pertanyaan yang lucu dari mereka, itulah sejatinya modal mereka menjadi pemimpin yang kritis. Ketekunan dan kujujuran mereka, itulah modal mereka menjadi pemimpin yang berintegritas. Ketika mereka mengajak ayah bunda berdoa dan sholat. Sesungguhnya itulah modal mereka untuk menjadi pemimpin yang taat pada Rabbnya. Di saat mereka menegur ayah bunda di saat ayah bunda makan minum sambil berdiri dan menggunakan tangan kiri. Itulah sesungguhnya modal mereka untuk menjadi pemimpin yang taat menjalankan perintah Rasulnya.
Ayah bunda, sungguh hati kita akan teriris. Teriris bahagia manakala buah hati kita sudah mengenal aturan-aturan dengan baik. Di saat mungkin kita belum maksimal mendampingi. Namun, karakter buah hati unggul tak lepas juga dari peran ayah bunda sekalian dalam mengarahkannya. Dan juga partner ayah bunda dalam mendampingi ananda yakni sekolah yang ayah bunda inginkan.
Ayah bunda, secara sadar harus kita akui bahwa rumah kita dihuni oleh calon-calon pemimpin hebat. Suara celotehan di rumah kita diisi oleh calon-calon pemimpin di negri ini. Maka dari itu, mari kita persiapkan semuanya. Jangan tunda ayah bunda, karena masa-masa emas anak kita tak berlangsung lama. Jangan sampai kita terlambat menyiapkan calon pemimpin berintegritas. Jika tak kita lakukan sekarang, maka peradaban negatif yang akan menyerang buah hati kita. Ayah bunda, perjalanan menyiapkan calon pemimpin itu memang tak mudah. Tetapi, biarlah Alloh Swt yang menentukan hasilnya. Kita sebagai orang tua hanya berupaya maksimal dalam menyiapkan peradaban itu.
Siapakah mereka? Siapakah buah hati kita? Mereka adalah anak-anak ideologis peradaban. Yang harus disiapkan bahwa mereka akan mengambil peran dalam memberikan kontribusi untuk kemajuan peradaban dunia.
Siapakah yang menyiapkan? Mereka disiapkan oleh kita sebagai orang tuanya. Oleh karena itu, menjadi orang tua tak hanya sekedar mencukupi kebutuhan jasmani saja dengan diberikan makan dan uang sudah tuntas tugas kita. Tetapi, orang tua harus juga memenuhi kebutuhan ruhiyah, kebutuhan fikriah anak-anak kita. Siapkah untk itu semua ayah bunda? Sebelum kita memberikan nutrisi itu pada anak-anak kita. Maka kita dulu sebagai orang tua harus memenuhi nutrisi dalam diri kita. Asupan gizi yang bagus supaya kita juga dapat mensubsidi nutrisi ruhiyah, fikriah kita juga bagus pada anak-anak.
Jangan biarkan fikiran kita selalu beranggapan bahwa mereka adalah anak-anak kecil. Hari ini harus mulai berfikir bahwa di depan kita adalah anak yang akan menjadi tulang punggung, hati, dan otaknya peradaban.
Selamat menjadi orang tua yang mampu mensubsidi nutrisi calon-calon pemimpin peradaban yang lahir dari rumah kita.
Lailatul Widayati