ASYIKNYA BELAJAR DI 5 BENUA

Identitas buku

  • Judul                           : Asyiknya Belajar di 5 Benua
  • Penulis                        : Efa Renita, Dian Akbas, dkk
  • Penerbit                       : Kelompok Penerbit Ziyad Visi Media /

  Visi Mandiri

  • Cetakan/Tahun terbit  : 1/2018
  • Terdiri dari                  : 18 bagian
  • Harga Buku                 : Rp 70.000 – Rp 110.000
  • Tebal Buku                 : 308 halaman

Ikhtisar buku

     Buku ini merupakan kumpulan cerita dan pengalaman menyekolahkan anak atau kerabat dari beberapa ibu muda yang sedang menempuh pendidikan ataupun mendampingi studi suami mereka di luar negeri, mulai dari Kota Pratville yang berada di Amerika, hingga Kota Dongducheon di Korea Selatan.

Buku ini tidak terbagi dalam bab atau bagian sebagaimana dijumpai pada textbook lainnya, namun langsung terbagi ke sub judul yang menceritakan apa dan bagaimana kondisi pendidikan yang pernah dan sedang dialami oleh putra – putra dari para penulis yang tersebar di berbagai negara di 5 benua. Walaupun di bagian yang menceritakan Benua Amerika dan Benua Afrika hanya satu negara yang diceritakan, setidaknya cukup untuk memberikan gambaran singkat bagaimana gambaran pola pendidikan yang ada di sana.

Dari membaca buku ini kita bisa melihat bagaimana santainya pola pendidikan di Swedia yang terkenal dengan produk IKEA-nya, ketatnya persaingan antarsiswa di negara tetangga kita, Singapura, dan bagaimana tingginya semangat belajar siswa di Korea Selatan. Walaupun bagi saya, di beberapa penjabaran yang disampaikan penulis ada hal yang terasa tidak asing bagi sistem pendidikan di Indonesia, namun tetap saja ada ciri-ciri khusus yang membedakan pola pendidikan negara yang satu dengan yang lain.

            Hal lain yang juga menjadi titik tekan, walaupun tidak disampaikan para penulis secara langsung, yaitu budaya membaca yang mengakar kuat di negara – negara tersebut. Pembentukan budaya ini merupakan kerjasama yang baik antara sistem pendidikan dan kultur masyarakat setempat juga sehingga mampu tumbuh dengan sedemikian rupa. Sebagai contoh, para siswa di Korea jarang diberikan PR (Pekerjaan Rumah) oleh gurunya, namun selalu ada tugas rutin yang diberikan kepada siswa, yaitu membaca dan meringkas buku, sehingga mau tak mau siswa yang tadinya tidak terlalu suka membaca pada akhirnya terbentuk kebiasaannya membaca dengan sendirinya.

            Tidak hanya itu, pemerintah setempat pun memberikan fasilitas dan akses terbuka kepada masyarakat untuk membaca buku sehingga hampir di setiap kota, baik kota besar maupun kota kecil, dapat dengan mudah ditemukan perpustakaan dengan fasilitas yang sangat memadai. Tidak hanya anak-anak, bahkan kakek nenek pun banyak yang menghabiskan waktunya untuk membaca buku.

            Pada akhirnya, walaupun sebenarnya di awal tulisan para penulis telah menyampaikan bahwa buku ini hanya ‘sekadar gambaran’ bagi para orangtua atau siapa saja yang ingin mencari referensi pendidikan di luar negeri, bagi saya this book worth than any of it! Bagi saya yang menyukai hal – hal yang berbau geografi, buku ini jelas merupakan combo yang bagus: perpaduan antara bentuk ‘tur imajinatif’ gratis yang sekaligus bisa memberikan gambaran dari sudut pandang dengan pekerjaan saya sebagai seorang pendidik kini.

Oleh : Eka Jana Walianingsih, S.TP.

Share Yuk ...

Leave a Replay