Anak-anak itu Kupu-kupu

Saat berjalan-jalan di taman, kita akan sering bertemu dengan yang namanya kupu-kupu. Dia terbang kesana kemari mencari bunga-bunga, hinggap di atasnya untuk menghisap sari-sari makanan yang ia butuhkan. Dan hampir bagi setiap orang, melihat kupu-kupu itu menenangkan hati, membuat perasaan bahagia dan membuat kita ingin selalu melihatnya. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa ada kalanya orang merasa jengkel saat melihat kupu-kupu beterbangan di sekelilingnya dan berusaha untuk mengenyahkannya.

Apakah saat-saat seperti itu merupakan penghancur keindahan kupu-kupu itu? Ya. Itu benar. Tapi apakah orang yang suka dengan kupu-kupu itu tidak termasuk sebagai penghancur keindahan kupu-kupu itu? Tidak. Karena sayap kupu-kupu itu rapuh. Banyak orang yang suka melihat kupu-kupu berusaha untuk mempertahankan keindahan dengan berusaha menangkapnya. Namun, karena tangan yang kurang lembut, membuat sayap kupu-kupu itu menjadi rusak dan patah walaupun tidak pernah berniat untuk menjadikannya seperti itu.

Begitu pula dengan anak. Mereka adalah sosok yang enak dipandang mata. Dengan tingkah lakunya yang lucu dan manis, dan tingkah jenakanya membuat kita gemas. Namun adakalanya kita marah dan merasa jengkel dengan tingkahnya yang di luar kesabaran kita. Ingatlah, mereka itu seperti kupu-kupu. Saat kita mulai marah dan jengkel, jangan berusaha mengenyahkannya. Berusahalah untuk melihat sisi lain. Layaknya sisi lain dari kupu-kupu adalah banyaknya bunga-bunga yang indah berkat penyerbukannya, lihatlah bahwa mungkin saja tingkah anak-anak yang membuat kita jengkel tersebut adalah wadah ia untuk memahami arti kata pertemanan, arti kata berbagi, arti kata meminta maaf, dan banyak hal yang perlu mereka tahu. Kitalah yang harus berusaha menunjukkan sisi lain itu. Kepada meraka dan kepada diri kita sendiri.

Begitu pula saat kita begitu menyukai tingkah laku mereka harus hati-hati karena suatu saat kita bisa menjadi seperti perusak sayap kupu-kupu itu. Dan tentunya hal itu sangat tidak kita inginkan. Jadilah penonton yang baik untuk ia meng explore dunianya. Selama ia masih menitih pada jalan yang baik dan benar, janganlah berusaha untuk mengatur dunia mana yang harus ia masuki. Karena itu dapat menghambatnya untuk menunjukkan keindahannya. Janganlah membatasi dia meng explore dunianya karena hal-hal yang sepele seperti kotor, capek, dan lain sebagainya. Karena bisa jadi hal itu merupakan kunci penting dari dunia yang berusaha ia masuki.

Oleh karena itu, jagalah anak-anak kita seperti kita menatap kupu-kupu di taman. Walaupun tidak ditangkap dan disimpan sendiri, kita masih dapat menatap keindahan kepakan sayapnya.

Share Yuk ...

Leave a Replay