Sebagai seorang insan tentunya kita pernah merasakan lelah letihnya sebuah penantian. Mulai dari menuntut ilmu, prestasi, pekerjaan sampai dengan soal pasangan hidup. Semua harapan yang tak pernah lupa kita ucapkan dalam setiap doa kita menjadi bukti, sebuah tekad dan kesungguhan.
Ragu akan janji Allah SWT adalah salah satu dari sekian banyak penyakit hati karena dapat membuat kita suudzan kepada Allah SWT. Membuat kita putus asa serta tak luput membuat kita lalai akan perintah Allah SWT sehingga menjerumuskan kita ke dalam lingkaran setan. Janganlah kita jadikan keputus-asaan karena keterlambatan pengabulan atas semua doa-doa kita kepada Allah SWT sampai berburuk sangka atau bahkan meragukan kekuasaaan Allah SWT.
Percayalah karena sesungguhnya hikmah dan rencana Allah SWT telah dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, Allah sendiri telah berjanji melalui firmannya yang artinya: “Pintalah pada-Ku niscaya akan Aku kabulkan“ (QS. Ghafir: 60). Sebab kita tak seutuhnya mengerti apa yang baik dan yang buruk bagi diri sendiri sebagaimana firmannya yang artinya: “Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu amat baik bagimu, dan boleh (jadi) pula kamu menyukai sesuatu padahal itu amat buruk bagimu“ (QS. Al Baqarah: 216).
Oleh karena itu percayalah, apapun itu Allah SWT pasti akan mengabulkan doa-doa kita walau tak jarang tidak sesuai dengan harapan kita, berhuznudzanlah kepada Allah SWT, nikmati proses dan yakinlah semua akan indah pada waktunya.
Oleh: Dewi Permata Sari, S.Pd.