IDENTITAS BUKU
Judul buku : I’m Malala
the girl who stood up for educations and was shot by the Taliban
Penulis : Malala Yousafzai & Christina Lamb
Penerbit :Harriman House, Great Britain, 2020
Halaman : 262 halaman
Kategori : Pendidikan
ISBN : 978-602-6486-57-8
Sebuah buku international best seller yang ditulis oleh seorang peraih Nobel Perdamaian dalam bidang Pendidikan, Malala Yousafzai dan dibantu oleh Reporter media terkenal Amerika, New York Times, Christina Lamb.
Sebuah biografi yang menceritakan mengenai kisah seorang gadis bernama Malala Yousafzai dalam memperjuangkan hak pendidikan, khususnya bagi anak-anak perempuan di Pakistan. Karena aksinya itu, pada suatu pagi dalam perjalanannya menuju ke sekolah, Malala di tembak oleh Taliban karena dianggap sebagai sebuah ancaman. Taliban sendiri merupakan sebuah kelompok fundamentalis Islam yang saat itu menguasai wilayah Pakistan dan Afganistan. Salah satu peraturan yang dibuat Taliban adalah melarang anak-anak perempuan untuk bersekolah karena dianggap menyalahi Al-Qur’an.
Di dalam bukunya, Malala banyak membahas mengenai kehidupan di Pakistan pada kala itu, bagaimana kekacauan politik yang terjadi di sana, dan bagaimana awal mula Taliban mendekati masyarakat Pakistan hingga dapat menguasai wilayah tersebut, bahkan pemerintah pun seringkali tidak berani untuk melawan Taliban.
Kelompok Taliban ini memanfaatkan pendidikan masyarakat Pakistan yang rendah untuk membuat peraturan-peraturan yang mengikat di sana. Mereka melarang anak-anak perempuan yang sudah baligh untuk keluar dari rumah, termasuk untuk bersekolah. Menurut mereka, perempuan seharusnya berada di rumah.
Ayah Malala, Ziauddin Yousafzai, menentang pemikiran tersebut, dengan gigih membangun sekolah-sekolah dan mendorong anak-anak perempuan untuk mendapatkan hak pendidikan yang sama. Dalam usahanya itu, Ziauddin seringkali mengalami jatuh bangun hingga sekolah yang ia bangun dibom dan dihancurkan oleh Taliban.
Ziauddin juga kerap mendapat ancaman dari Taliban karena kegiatan aktivisnya dalam memperjuangkan pendidikan tersebut. Namun ia tidak pernah sedikit pun merasa takut untuk terus bersuara. Sayangnya, ia tidak pernah menyangka kalau putrinya, Malala lah, yang akan menjadi korban dari kekejaman Taliban.
Menyelami setiap halamannya yang penuh kengerian adalah penyadaran bagi kita semua. Banyak cara kita untuk berkontribusi sebagai warga negara dan sebagai hamba Tuhan. Tidak hanya dengan perang dan melakukan pemaksaan. Menyuarakan pendapat lewat tulisan juga merupakan salah satu caranya.
KEKURANGAN BUKU
- Terdapat opini yang ditulis penulis tentang Taliban yang menurut saya out of conteks.
- Penggambaran dalam prolog terlalu rinci sehingga isi buku terbaca jelas.
KELEBIHAN BUKU
- Full English
- Bahasa penulisan ringan
- Tedapat banyak foto dan gambar dalam buku
- Banyak memberikan informasi budaya dan kejadian pada waktu itu
QUOTES
“satu anak, satu guru, satu buku, satu pena, bisa mengubah dunia.”
PENILAIAN PENGULAS TERHADAP BUKU : 8.5 /10
Oleh : Fitri Arissia Padilla, A.Md.