Identitas Buku
Judul : How To Master Your Habits
Penulis : Felix Y. Siauw
Penerbit : Alfatih Press
Kategori : Inspirasi Islam
Tebal : viii + 169 hlm
ISBN : 978-602-17997-2-7
Ikhtisar Buku
Pernahkah kita bertanya mengapa sebagian orang bisa memiliki keahlian sedangkan sebagian yang lain tidak? Padahal semua orang memiliki waktu yang sama yaitu 24 jam perhari, memiliki kesempatan yang sama untuk bisa melatih keahlian tersebut. Jawabannya adalah karena tidak semua orang mau melatih keahlian tersebut secara konsisten.
Pada buku how to master your habits tidak terdapat bab-bab seperti pada buku pada umumnya, sehingga di dalamnya pun tidak terdapat daftar isi. Tetapi buku dibagi langsung menjadi bagian-bagian kecil yang setiap bagian terdiri dari 1-5 halam. Walau demikian, isi buku tetap runtut dan mudah dimengerti.
Buku ini membahas bagaimana habits (kebiasaan) berpengaruh besar pada kehidupan kita. Karena pada dasarnya, diri kita adalah cerminan atau hasil dari kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan secara terus-menerus. Nah, yang menjadi pertanyaan adalah apakah itu kebiasaan baik atau buruk.
Pada bagian awal buku, penulis menyajikan contoh orang-orang istimewa dengan masing-masing keahliannya, seperti Imam Syafi’i yang mampu menghafalkan Al-Qur’an pada usianya yang belum genap 7 tahun. Selain itu, ada Ath-Thabari yang memiliki kebiasaan menulis 40 setiap harinya selama 40 tahun dan masih banyak lagi analogi-analogi yang disajikan penulis. Hal tersebut bertujuan untuk memberitahukan kepada kita bahwa keahlian tersebut terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan baik mereka.
Pada bagian tengah buku, penulis menjelaskan konsep habits (kebiasaan). Habits adalah hasil daripada pengulangan suatu aktivitas dalam jangka waktu tertentu. Faktor yang menentukan apakah kita akan memiliki habits adalah practice (latihan) dan repetition (pengulangan). Repetisi (pengulangan) memiliki pengaruh besar dalam pembentukan habits, karena pengulangan akivitaslah yang memberikan nyawa pada habits. Lalu pertanyaannya adalah berapa waktu yang dibutuhkan untuk membentuk habits? Ada pendapat yang menyebutkan selama 28-30 hari. Pendapat yang lain mengatakan selama 40 hari. Disini penulis memilih pendapat yang 30 hari dengan rujukan bahwa umat islam dilatih melakukan kebiasaan puasa ramadhan selama 30 hari.
Tentu saja dalam jangka waktu 30 hari pembentukan habits bukanlah hal yang mudah, akan ada banyak alasan untuk berhenti melakukannya. Penulis memberikan solusi bahwa untuk bisa bertahan pada masa pembentukan kebiasaan seseorang harus memiliki tujuan yang jelas. Sehingga tujuan tersebut menjadi alasan (strong why) kita untuk melakukan sesuatu. Strong why merupakan alasan yang kuat untuk kita melakukan sesuatu. Strong why adalah jawaban dari “mengapa kita harus melakukan hal itu?”. Semakin jelas tujuan maka semakin kuat juga seseorang melakukan hal tersebut.
Pada bagian tengah buku penulis juga menjelaskan tiga langkah praktis dan mudah untuk membentuk habits baru:
- Mulai dari yang kecil. Cobalah menerapkan dengan hal-hal yang mudah kita lakukan, misalnya dalam membaca buku, mulailah dengan membaca 10 lembar perhari, otomatis jika sudah terbiasa kita akan menaikkan jumlahnya.
- Tentukan tempat habits. Misalnya kita menargetkan menulis setiap hari setelah sholat shubuh.
- Berlatihlah terus. Mungkin saat awal-awal kita akan mudah lupa untuk melaksanakan habits baru tersebut, maka kita bisa membuat pengingat seperti di dinding kamar tidur.
Pada bagian akhir buku berisi refleksi diri untuk menyadarkan pembaca bahwa diri kita adalah hasil dari kebiasaan-kebiasaan kita. Life is not fair! Salah satu bagian pada akhir buku yang menyadarkan kepada pembaca bahwa hidup ini tidak adil. Coba lihat, dunia hanya berpihak pada mereka yang memiliki keahlian dan tidak berpihak pada yang biasa-biasa saja. Karena itu, kita ditekankan untuk bisa menjadi kelompok mereka yang memiliki keahlian dan tentunya keahlian tersebut dimulai dari kebiasaan-kebiasaan kecil. Ada satu quotes yang menarik bagi saya “ lebih baik bertumbuh 1% perhari dan akan menjadi 365% pertahun daripada tidak bertumbuh sama sekali” (halaman 128).
Kelebihan Buku:
Menggunakan bahasa yang mudah dimegerti, pembahasan yang ringan sehingga tidak membosankan.
Kekurangan buku:
Tidak tedapat BAB dan daftar isi pada buku sehingga pembaca kesulitan mencari point-point yang akan dicari.
Kesimpulan Buku How To Master Your Habits ini mengingatkan kita bahwa diri kita saat ini adalah hasil dari kebiasaan-kebiasaan kita. Kebiasaan memiliki pengaruh besar pada kehidupan kita. Karena pada dasarnya, diri kita adalah cerminan atau hasil dari kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan secara terus-menerus. Kebiasaan baik akan mengantarkan kita pada tujuan hidup kita sedangkan kebiasaan buruk akan membiarkan kita dalam ketertinggalan. Buku ini juga memberikan langkah mudah dalam membentuk habits (kebiasaan) baru, disertai dengan tips agar bertahan dalam masa pembentukan habits baru.
Oleh: Nia Nur Aini, S.Pd.