Oleh : Feny Anggraini A.md.
Identitas Buku
- Judul : Berdamai Dengan Diri Sendri
- Penerbit : PSIKOLOGI CORNER
- Penulis : Mutia Sayekti
- Tahun terbit : 2018
- Jumlah Halaman : 216 Halaman
- Terdiri dari : 6 Bab
- Harga : 55.500
Ikhtisar Buku
Tentang penulis
Muthia Sayekti, seorang pengajar di sebuah sekolah swasta di desa daerah Juwiring, Klaten, Jawa Tengah. Perempuan kelahiran Semarang 12 Desember 1993 ini lulusan sastra Inggris di Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo. Dia sudah menyukai literasi bahasa baik secara lisan maupun tulisan sejak kecil.
Dia pernah dinobatkan sebagai Mahasiswa Berprestasi Fakultas Sastra UNS dan sempat mendapatkan kesempatan untuk belajar tentang Mass Media dalam program Jenesys di Tokyo dan Kobe.
Dalam buku ini terdapat 6 Bab
- Semacam Prolog
- Berdamai dengan ketidaksempurnaan
- Melihat Potensi diri
- Cara Memandang Potensi Orang lain
- Kita Adalah Kita
- Semacam Epilog
Apa yang dibahas buku ini?
Seni untuk menerima segala kelebihan dan kekurangan pada diri sendiri
Mengapa diri sendiri?
Sebab dia adalah musuh terhebat manusia. Dia terbilang sulit untuk dikalahkan. Seseorang yang belum selesai berurusan dengan dirinya sendiri, pastinya sulit untuk bisa bisa peduli dengan orang lain.
Tidak percaya?
Memang banyak yang tidak menyadari hal tersebut, bahwa konflik batin dan permasalahan vital yang sering terabaikan. Sejauh mana kita bisa menerima diri sendiri, maka sejauh itulah kita bisa berdamai dengan kenyataan.
Buku Berdamai dengan Diri Sendiri memberikan sebuah jawaban dari berbagai masalah terkait identitas diri yang kini menjadi sebuah tanda tanya besar. Di dalam buku ini, kita akan belajar untuk menerima apa adanya, berdamai dengan ketidaksempurnaan, dan berdamai untuk menjadi diri sendiri.
Buku ini bisa menjadi obat sekaligus jawaban akan berbagai permasalahan tersebut. Berdamai Dengan Diri Sendiri menjawab permasalahan krisis identitas dan juga memberi cara untuk menjadi pribadi yang otentik.
Dalam buku ini, Pengarang mengajak pembaca untuk menerima apapun yang sudah dianugerahkan oleh Tuhan dalam diri kita baik itu kekurangan maupun kelebihan. Banyak anak-anak muda yang terlalu sibuk dengan kegalauannya mencari jati diri. Merasa dirinya banyak kurang ini itu tanpa melihat lebih dalam bahwa dirinya memiliki potensi yang jauh dari yang dibayangkan.
Buku ini cocok untuk 20 tahun keatas terlebih kepada mereka yang merasa putus asa dalam mewujudkan mimpi-mimpi. Bahasa dan gaya penulisan yang memang di khususkan untuk orang-orang yang baru memasuki umur 20, tidak berat tetapi juga tidak ringan. Pesan-pesan yang tersampaikan dengan baik sehingga pembaca merasa termotivasi.
Jadi bisa disimpulkan Ada kekurangan yang dapat diubah, ada yang tidak. Anggap kekurangan yang tidak dapat diubah tersebut sebagai rahmat dari Tuhan. Cara menjadi pribadi yang otentik adalah dengan memaksimalkan segala potensi yang dimiliki. Visi merupakan tujuan hidup seseorang, namun visi saja tidak cukup. Dibutuhkan juga kedamaian diri untuk mewujudkannya. Keberadaan figur menjadi penting karena merupakan cara paling efektif untuk belajar dan mencapai kesuksesan. Dan memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap diri kita sendiri itu sangat penting sehingga memiliki rasa bangga untuk apa yang telah dicapai.
Kelebihan Buku
Mengajarkan kita bagaimana memandang kekurangan bisa menjadi suatu kelebihan dan ternyata visi penting dalam membangun karakter seseorang.
Kekurangan Buku
Di dalam buku ini di bahas krisis identitas namun tidak detail