SMART ISLAMIC TEACHER : Panduan Menjadi Guru Islami, Mendidik Dengan Hati untuk Mencetak Generasi Rabbani

Identitas Buku

  • Penulis                        : Assyabiya Ariffah
  • Penerbit                       : Araska
  • Cerakan/Tahun terbit  : I/2020
  • Terdiri dari                  : 5 Bagian
  • Harga Buku                 : Rp. 54.000
  • Tebal Buku                  : 228 halaman

            Di dalam buku Smart Islamic Teacher: Panduan Menjadi Guru Islami, Mendidik Dengan Hati untuk Mencetak Generasi Rabbani, penulis menceritakan lika-liku kehidupan seorang guru yang menghadapi cobaan hidupnya serta memberikan motivasi dan dukungan agar guru tetap optimis dan berani melakukan apa yang harus dikerjakan. Diantaranya isi dari buku ini yaitu.

  • Bagian 1 : Guru itu Hebat Tapi Berat
  • Bagian 2 : Jadikan Muridmu Sebagai Anakmu
  • Bagian 3 : Jadi Guru itu Harus Sabar
  • Bagian 4 : Jadi Guru itu Harus Ikhlas
  • Bagian 5 : Buang Jauh Kesedihan, Tingkatkan Kualitas

            Hal yang lebih menarik bukan hanya topik ringan berbobot yang dikandung oleh buku ini, tapi karena penulis menambahkan ayat Al-Qur’an dan Hadis sebagai penguat dalam pembahasan. Tentu saja itu bisa membuat pembaca merasa sangat yakin saat membaca setiap pembahasan yang ada dalam buku ini.

  • Ikhtisar buku

          Ilmu adalah perantara bagi manusia untuk mencapai tujuan. Ilmu memudahkan manusia dalam menggerakan pikiran dan melakukan perbuatan sehingga mendapatkan hasil yang diharapkan. Kemuliaan orang berilmu jauh lebih baik dibanding orang yang tidak berilmu. Orang yang berilmu akan mendapatkan kebaikan dari ilmunya. Kebaikan itu akan menyebar kepada orang-orang yang berada di sekitarnya.

          Seorang guru adalah orang yang berilmu. Oleh karena itu, seorang guru harus menyampaikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Apa yang diketahui itu adalah ilmu. Dengan ilmu itulah seorang guru akan memberi manfaat kepada diri sendiri maupun kepada orang yang telah menerima ilmu itu. Ilmu adalah sumber kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

          Pada Era sekarang ini, seorang guru dituntut harus lebih cepat berkembang dan lebih berkualitas. Guru tak lagi memiliki waktu berkeluh kesah, apalagi meratapi kesulitan-kesulitannya. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk mengendalikan diri sangat diperlukan.

          Namun demikian, mengendalikan diri dan emosi tidaklah semudah yang di bayangkan. Walaupun kita sudah berusaha semaksimal mungkin uuntuk dapat menyelesaikan satu kesulitan, namun segera setelah itu datang lagi berpuluh-puluh kesulitan yang lain.

          Kini saatnya bangkit. Tak ada waktu lagi untuk meratapi kesedihan. Engkau harus berdiri kokoh untuk mengajarkan kebajikan kepada semua orang. Engkau harus menjadi bijak dalam setiap hembusan nafas. Engkau harus tinggalkan kesedihanmu di stasiun-stasiun yang tak pernah engkau lalui lagi.

          Dalam buku ini mengajak untuk menjadi pribadi yang kuat dalam menghadapi cobaan. Salah satu contoh yaitu akibat kecemasan, ketakutan dan ketidaktenangan, bisa jadi menjadi kalap sehingga melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji. Untuk bisa menjadi pribadi yang kuat dan menggapai ketenangan jiwa, banyak orang yang mencapainya dengan cara-cara yang tidak Islami, sehingga bukan ketenangan jiwa yang didapatkan tetapi malah membawa kesemrawutan dalam jiwanya itu.

Untuk itu, Al-Qur’an menyebutkan beberapa kiat praktis untuk menggapai ketenangan jiwa, diantaranya:

  1. Berzikir
  2. Allah Pasti Menolong Kita
  3. Memperhatikan Bukti Kekuasaan Allah
  4. Bersyukur
  5. Tilawah Tasmi dan Tadabbur Al-Qur’an

Fitria Ramadhaningrum, S.Ag.

Share Yuk ...

Leave a Replay