Para pahlawan harus berhasil membangun”bunker” dalam jiwa mereka. Tempat kunci-kunci daya hidup mereka tersembunyi dengan aman. Itulah yang membuat mereka selalu tampak santai dalam kesibukan, tersenyum dalam kesedihan, tenang di bawah tekanan, bekerja dalam kesulitan, optimis di depan tantangan dan gembira dalam segala situasi. (Anis Matta).
Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu. Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu. Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu. Teruslah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu. (KH. Rahmat Abdullah).
Bertahanlah dan terus bertahan. Kuatkanlah dirimu. Allah saja percaya kamu mampu, lalu mengapa kamu tidak percaya dengan kemampuan dirimu sendiri ?. Allah tidak membebani seseorang di luar kesanggupannya. Berdoalah agar Allah menguatkan punggungmu dalam memikul beban ini.
Pelaut handal tidak dilahirkan dari laut yang tenang. Rasulullah dan para sahabatpun adalah pemuda yang dilahirkan dari tempaan, bukan kehidupan yang tenang. Lalu dirimu protes dengan tempaan yang Allah berikan untukmu?, sungguh merugi.
Sebaik-baik pelajaran adalah, tempaan hidup yang Allah berikan kepada hambanya, agar hamba tersebut menjadi pemuda-pemuda yang kuat. Bukankah tempaan hidup adalah salah satu cara Allah mendidik hambanya dalam pesantren kehidupan?.
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya : “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (Al Baqarah ayat 214).
Oleh : Ika Novita Sari, S.TP.