Pemilik Kasih Sayang

Manusia, pada dasarnya makhluk sosial, yang artinya tidak bisa hidup sendiri, akan tetapi saling membutuhkan bantuan satu sama lain. Mereka diciptakan dari tanah liat yang hitam, dengan sebaik-baik bentuk.

Sesempurnanya ciptaan, dilengkapi akal untuk berpikir, dan segumpal darah (hati) untuk meyakini adanya pemberian Sang Pencipta. Ada satu hal karunia-Nya yang diberikan untuk Manusia.

Makhluk yang ditugaskan sebagai pemimpin di muka bumi, yaitu sebuah perasaan yang timbul dalam diri hati yang tulus untuk mencintai, menyayangi, serta memberikan kebahagian kepada orang lain, atau siapapun yang dicintainya, rasa itu adalah ‘kasih sayang’.

Kata-kata sayang dibuat tentunya ditujukan kepada orang yang disayang, karena melihatnya bahagia sudah pasti membuat bahagia juga. Menyayangi seseorang bukan hanya memberi barang-barang mahal atau sesuatu yang berbau materi. Tetapi, kadang-kadang dengan memberinya kata-kata sayang yang penuh makna akan mampu menghadirkan kebahagiaan yang lebih untuknya.

Kata sayang diartikan sebagai rasa yang tulus yang kita rasakan terhadap seseorang. Mempunyai perasaan sayang terhadap seseorang bisa berujung cinta, tapi tidak semua sayang berakhir cinta. Sayang belum tentu cinta, tapi cinta sudah pasti sayang.

Memberi ucapan sayang atau pula merayakannya tidak harus di waktu-waktu atau di hari-hari tertentu. Tapi setiap hari, setiap waktu, bahkan setiap saat diperintahkan untuk saling berkasih sayang.

Manusia memang sangat lemah dan terbatas dalam mendefinisikan arti dari kasih saying. Apalagi mempraktikkannya dalam bentuk bukti yang nyata. Tapi tidak tahukah bahwa sesungguhnya ada Dzat yang Maha Pengasih yang kasihnya tiada pilih-pilih, yang Maha Penyayang yang sayangnya tiada terbilang.         Jadi bersyukurlah kepada-Nya, karena telah menganugerahi rasa kasih sayang, hanya dengan kasih sayang-Nyalah semua diberi kehidupan.

Kenikmatan yang tiada tara, menjadi Penjaganya yang selalu setia mengawalnya, menjanjikan kemudahan setelah kesulitan yang dialaminya, diampuni seberapa banyak  kesalahan-kesalahan yang dilakukannya, yang luas pengampunanNya, dan yang pasti dengan kasih sayang-Nyalah dunia menjadi terasa damai, aman, dan sejahtera.

Oleh: Okik Hadi Saputro, S.Pd.

Share Yuk ...

Leave a Replay