Mungkin untuk sebagian orang apabila mendengar kata “Pulau Bali” maka yang akan terlintas di pikiran mereka adalah tempat liburan favorit yang indah, pantai-pantai berpasir putih yang bersih, dan berbagai hal yang berhubungan dengan pariwisata.
Sedikit berbeda dengan saya, yang datang ke pulau Bali pada tahun 2008 lalu, yang mana kedatangan pertama saya ke pulau Bali pada saat itu adalah untuk merantau. Sebagai perantau pemula, tentu butuh kerja keras untuk beradaptasi dengan lingkungan dan suasana yang sangat berbeda dari kampung halaman saya.
Seiring berjalannya waktu, saya pun mulai bisa terbiasa dengan suasana baru ini. Hal pertama yang saya lakukan adalah berusaha untuk mencari kenalan, karena semakin banyaknya teman, insya allah akan semakin membuka peluang untuk bisa menciptakan kesempatan bekerja dan bersosialisasi dengan lebih baik.
Dan tempat yang saya pilih ketika itu adalah masjid. Saya memilih masjid sebagai tempat bersosialisasi awal karena dari sana saya mendapatkan banyak informasi-informasi dan juga kenalan yang kedepannya berjasa pada proses perjuangan hidup ini. Selain itu, masjid adalah pusat berkumpulnya orang-orang baik yang ada di benak saya ketika itu.
Sebenarnya salah satu alasan saya merantau ke pulau Bali bukanlah semata-mata untuk bekerja mencari nafkah saja, tetapi ada impian besar yang ingin saya wujudkan selama ini. Karena keterbatasan dana dan kesempatan di kampung halaman, maka akhirnya saya putuskan untuk menggapai cita-citaku itu hingga ke Pulau Bali.
Cita-cita yang selama ini saya impikan adalah menjadi seorang guru. Ya, seorang guru, suatu profesi yang membutuhkan banyak pengetahuan dan keteladanan dalam proses pembelajaran. Dengan uang hasil tabungan yang selama ini saya kumpulkan, akhirnya pada tahun 2012 saya bisa meneruskan pendidikan tingkat SLTA melalui sekolah non formal paket C. Ketika pertama kali merantau ke pulau Bali, pendidikan saya hanya sebatas MTs (sederajat SMP). Saya harus merelakan pendidikan formal saya terhenti untuk sementara waktu ketika masih di kampung halaman. Dan bersyukur pada 2018 saya pun bisa berkuliah di Universitas Terbuka Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan PGSD, salah satu jembatan untuk menggapai cita-cita saya sejak masih di bangku sekolah SD dulu.
Semoga perjuangan selama ini di tanah rantau membuahkan hasil yang bermanfaat untuk diri saya pribadi maupun untuk semua orang. Karena “sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad).
Salam literasi
Oleh : Hadi Utomo