Sejarah Sekolah Mutiara

Sejarah

Sejarah Sekolah Mutiara

Sekolah Mutiara Bali merupakan Sekolah Islam Terpadu pertama di wilayah Kuta Selatan, Badung yang berdiri pada tanggal 2 Mei 2016. Terbentuk karena para pendiri ingin membangun basis Sekolah Islam Terpadu di wilayah Badung, dimana selama ini di Provinsi Bali, hanya dua Kota/Kabupaten yang baru beroperasi. 

Pada awal berdirinya dirintis oleh delapan orang pendiri yakni, H Mudjiono sebagai Ketua Pembina, H Turmudi dan H Abdul Rahman sebagai anggota Pembina, H Nur Asyur sebagai Pengawas, M Arifin Sadipan sebagai Ketua Yayasan, Driyah Sarweti sebagai Wakil Ketua Yayasan, Imam Wahyudi sebagai Sekretaris, dan Rahman Shaleh sebagai Bendahara.

Para pendiri menyatukan pemikiran untuk mendirikan Sekolah Mutiara Bali, dengan mempersiapkan segala upaya mulai dari Akte pendirian yang telah dibuat Notaris pada tahun 2016 dan langsung melakukan proses pembangunan Gedung A Sekolah Mutiara Bali.

 Sekolah Mutiara Bali berdiri karena timbulnya kesadaran diseluruh lapisan masyarakat untuk mempercayakan pendidikan anak-anaknya pada lembaga pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut merupakan suatu refleksi bahwa secara fitrah manusia terus-menerus mencari kebenaran sebagai solusi yang dapat menjawab segala tantangan dalam menghadapi segala permasalahan.

 Namun, dibalik rasa syukur itu ada juga keprihatin dengan kondisi sekolah di negeri kita ini. Kondisi yang terjadi menunjukkan kepada kita bahwa dunia pendidikan sedang tidak dalam keadaan yang baik. Dengan kurikulum yang ada, Sekolah Mutiara Bali mencoba hadir dengan tenaga pendidik berkualitas yang berusaha untuk membimbing dan menjadikan anak yang cerdas, berbudi, dan visioner. 

Hal ini dapat dilihat dari apa yang dipelajari anak-anak di sekolah tampak sangat jauh dari realita kehidupan yang mereka alami. Mereka tidak dapat memahami apa yang dipelajari dan tidak dapat menerapkan pengalaman di masa depan yang akan mereka hadapi. Keadaan seperti ini kalau dibiarkan akan mengakibatkan anak-anak tumbuh menjadi orang-orang pintar tapi tidak memiliki akhlak yang baik dan kurang peduli terhadap lingkungan sekitar.

 Di Sekolah Mutiara Bali, anak-anak akan diberikan tiga komponen tersebut untuk bisa membentuk karakter anak yang tangguh di masa depan dan siap menerima perkembangan zaman yang setiap waktu terus mengalami perubahan. Diberikan nama Mutiara karena para pendiri ingin memberikan kuliatas yang terbaik melalui proses pendidikan yang diterapkan di Sekolah Mutiara Bali. Tidak hanya itu, pihak Sekolah juga berharap anak-anak didik bisa lulus dengan hasil memuaskan dan memiliki karakter Islami sebagai buah dari hasil didiknya.

Dalam catatan sejarahnya, Sekolah Mutiara Bali sudah membuka pendaftaran pertama pada awal tahun 2017 bulan Maret dan mulai beroperasi secara resmi pada tanggal 6 April 2017 dengan siswa kelas PAUD kemudian disusul oleh kelas SD. Di tahun pertama (2017) Sekolah Mutiara memiliki sebanyak 30 pegawai yakni, Unit SD 3 orang, Unit PAUD 7 orang, Staff Office 13 orang dan Kerumahtanggaan 7 orang. Sedangkan di tahun kedua (2018) ada sebanyak 51 pegawai yakni, Unit SD 12 orang, Unit PAUD 12 orang, Staff Office 10 orang, Kerumahtanggan 9 orang, dan Guru Quran 8 orang.

Tahun pertama berdirinya Sekolah Mutiara Bali pada tahun ajaran 2017/2018 memiliki sebanyak 94 peserta didik yang terbagi dari, Kelompok Bermain 10 anak, TK A 28 anak, TK B 28 anak, dan SD1 28 anak. Sedangkan, saat ini pada tahun ajaran 2018/2019 memiliki sebanyak 199 peserta didik yang terbagi dari, Kelompok Bermain 10 anak, TK A 50 anak, TK B 42, SD1 69 anak, SD2 28 anak.