SPIRITUALITAS KADER

Identitas Buku

  • Judul                           : Spiritualitas Kader
  • Penulis                        : Anis Matta
  • Cetakan/Tahun terbit  : 1/2014
  • Terdiri dari                  : 7 BAB
  • Tebal buku                  : 154 halaman
  • Penerbit                       : Bidang Arsip dan Sejarah
  • Harga buku                 : Rp. 42.000

Ikhtisar Buku

Buku “Spiritualitas Kader” ini terdiri dari tujuh bab yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain dan memiliki benang merah yang sama yakni masalah ruh, jiwa, atau aspek spiritual. Dalam bab tentang “Faktor-faktor Kekuatan Dakwah”, nampak jelas bahwa kekuatan ruhiyah atau spiritualitas kader merupakan salah satu faktor kekuatan dakwah.

Bab “Langkah-langkah Penguatan Tarbiyah Ruhiyah”, dan bab “Menempa Kekuatan Jiwa” sehingga akan menghasilkan jiwa-jiwa yang kokoh. Sementara bab “Seni Membentuk Karakter” memberi bingkai besar bahwa tarbiyah ruhiyah hanyalah salah satu aspek dari tarbiyah yang harus di padukan dengan tarbiyah jismiyah dan tarbiyah aqliyah yang keseluruhannya adalah dalam rangka membentuk karakter muslim yang kokoh dan berdaya guna.

Di dalam bab-bab “Kekuatan Spiritual adalah Syarat Kemenangan” dan “Paradigma Pemenang” digambarkan bagaimana integralitas Islam harus nampak dalam integralitas tarbiyah Islamiyah, sehingga kekuatan jiwa seorang kader juga harus berkorelasi dengan cara berpikirnya untuk menjadi seorang pemenang.

Akhirnya pembahasan tentang spiritualitas kader tentu saja bukan semata-mata tentang spiritualitas itu sendiri melainkan bagaimana memanfaatkan hal tersebut untuk meraih kemenangan dakwah dan bahkan menjadikannya sebagai modal utama untuk meraih kemenangan dan membangun peradaban. Tiga naskah terakhir di buku ini pun berbicara tentang bagaimana meraih kemenangan dan membangun peradaban. Kekuatan ruhiyah atau spiritualitas adalah syarat kemengan yang utama, kemudian mengubah paradigma memperluas basis massa di berbagai lapisan masyarakat dan menjaga pertumbuhan kader yang istimrariyah (berkesinambungan) dengan cara mencetak pendidik produktif yang mutafarrigh (purna waktu).

Agus Hariyadi

Share Yuk ...

Leave a Replay